Get in touch
By clicking the button below, you're agreeing with our privacy policy.
Thank you! Your submission has been received!
Oops! Something went wrong while submitting the form.

Tips Strategi Efektif Pengiriman Last Mile untuk Bisnis Retail

Tips Strategi Efektif Pengiriman Last Mile untuk Bisnis Retail

Data dari Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (APRINDO) 2022 menyebutkan, 60 persen masyarakat sudah mulai berbelanja secara offline atau tatap muka di pedaang eceran atau retail.Meski peningkatkan tersebut masih kalah dengan angka belanja online, yakni sekitar 62,6 persen, nyatanya tetap membuat tekanan bagi penyedia pengiriman jarak jauh atau last-mile delivery untuk memenuhi ekspektasi yang meningkat dan memastikan pengiriman yang cepat, efisien, dan akurat.Dengan adanya tekanan tersebut, tak heran jika last-mile delivery menjadi ujung tombak yang perlu terus dioptimasi kinerjanya agar efektif. Untuk itu, beberapa strategi untuk pengiriman last-mile bisnis retail berikut perlu dipahami.

Peran Last-Mile Delivery dalam Ritel

[caption id="attachment_6547" align="aligncenter" width="700"]

last-mile delivery

Ilustrasi last-mile delivery (unsplash.com)[/caption]Tak dapat dipungkiri, saat ini tak banyak pengecer yang memiliki jumlah armada memadai untuk pengiriman jarak jauh, sehingga cenderung bermuatan lebih dalam satu kendaraan. Beberapa bahkan lebih mengandalkan perpaduan kendaraan milik sendiri dan mitra pihak ketiga. Kinerja keseluruhan sumber daya ini dapat memberikan dampak serius terhadap laba.Adanya fakta tersebut, membuktikan last-mile delivery memiliki peran penting, sehingga menimbulkan urgensi untuk membuat layanan ini efisien di bidang ritel agar menciptakan pengalaman pelanggan yang luar biasa, jadi loyalitas pelanggan semakmin mudah didapatkan. Menurut survei Deloitte yang dilansir dari frayt, 7 dari 10 eksekutif memperkirakan gangguan rantai pasokan akan menghambat pertumbuhan pengecer pada tahun 2023. Untuk itu, retailer perlu menerapkan pengiriman jarak jauh yang efisien agar siap untuk mengatasi gangguan dan terus mempertahankan kinerja, meskipun ada hambatan.Baca juga: Last Mile Automation: Pengertian, Manfaat, dan Penerapannya

Strategi Last-mile Delivery untuk Bisnis Retail

[caption id="attachment_6325" align="aligncenter" width="735"]

last-mile delivery

Ilustrasi last-mile delivery (unsplash.com)[/caption]Dengan strategi yang benar, Anda bisa dengan mudah untuk mendapatkan kepuasan pelanggan, meminimalkan biaya, dan mencapai keunggulan di pasar yang semakin kompetitif. Berikut ini beberapa taktiknya.

1. Route optimization dengan teknologi

Pengiriman yang cepat dan tepat waktu adalah keuntungan bagi pengecer besar. Untuk bisa mendapatkan keuntungan tersebut, Anda bisa mengoptimalkan rute. Penting bagi kurir untuk menjadwalkan rute secara otomatis, menggunakan rute terpendek dan paling hemat biaya untuk pengiriman pesanan. Dalam hal ini, Anda bisa menggunakan Machine Learning, Artificial Intelegence (AI), atau platform seperti MileApp untuk membantu memantau kondisi jalan, mulai dari kemacetan, penutupan, pola cuaca, dan lainnya. Dengan rute teroptimasi, pelanggan dapat melihat pengemudi pengiriman secara real-time, sehingga mengurangi penundaan, menghindari perubahan rute, dan meningkatkan efisiensi proses pemenuhan pesanan. Pengiriman berdasarkan model muatan truk penuh dapat lebih mengoptimalkan biaya bahan bakar dan jarak tempuh sekaligus memaksimalkan output kendaraan.

2. Fleksibilitas dalam opsi pengiriman

Berbedanaya kebutuhan setiap pelanggan, membuat pengecer harus menyediakan beberapa pilihan pengiriman, termasuk:

  • Same-day delivery
  • Next-day delivery
  • Scheduled delivery
  • Buy online and pick up in store

Dilansir dari Frayt, survei pascapandemi menunjukkan bahwa 66 persen pelanggan lebih memilih pengantaran ke rumah, 18 persen menginginkan pengambilan di toko, dan 16 persen memilih di tepi jalan. Dengan menawarkan beberapa opsi pengiriman, Anda dapat memberi berbagai kenyamanan.

3. Komunikasi yang jelas dan transparansi

Tidak semua pelanggan mengunjungi halaman status pengiriman. Terkadang, beberapa orang lebih mengandalkan pertanyaan tentang status pengiriman yang mengarah pada panggilan telepon atau email. Untuk itu, perlu kurir perlu mengkomunikasikan status pengiriman secara proaktif dan jelas, sehingga Anda dapat meningkatkan pengalaman pelanggan sekaligus membatasi pertanyaan masuk, jadi bisa mengefisiekan kinerja. Ketika bisnis Anda transparan mengenai kapan kiriman akan tiba, pengalaman pelanggan akan meningkat.Baca juga: 5 Cara Mengoptimalkan Keamanan dalam Pengiriman Last Mile

4. Pikirkan soal lingkungan

Pada last-mile delivery, setiap pengiriman menyertakan alamat unik, yang dapat menyebabkan kendaraan tidak efisien dalam melakukan lintas area pengiriman. Hal ini menjadi salah satu masalah bagi pengiriman last-mile karena menjadi aktivitas yang banyak menghasilkan emisi. Untuk mengatasinya, perlu adanya pendekatan strategis dengan mengoptimalkan rute dan mengelompokannya, sehingga mengurangi jarak tempuh dan biaya hingga selanjutnya tak mengurangi produksi emisi karbon.

5. Crowdsourced delivery

Pengiriman jarak jauh dapat melonjak selama musim liburan atau periode penjualan, sehingga mengakibatkan masalah skalabilitas. Untuk mengatasi fluktuasi permintaan dan memastikan layanan tidak terganggu, perusahaan dapat melakukan crowdsourcing armada dan pengemudi.Dilansir dari laman Perpustakaan Universitas Indonesia, Crowdsourced delivery merupakan suatu upaya dalam mengatasi masalah peningkatan kebutuhan jasa pengiriman barang akibat dari tren berbelanja. Adanya hal ini, meningkatkan fleksibilitas dan meminimalkan biaya, sehingga memungkinkan pelanggan menjadwalkan pengiriman berdasarkan ketersediaannya, menghindari kegagalan pengiriman.

6. Menerapkan strategi manajemen pengembalian

Pengembalian adalah bagian yang tidak dapat dihindari, namun dapat menjadi tantangan besar dalam pengiriman jarak jauh. Dengan menerapkan strategi manajemen pengembalian seperti reverse logistics, Anda dapat membantu meminimalkan biaya dan kompleksitas pengembalian, sekaligus memberikan pengalaman pelanggan yang lebih baik.Reverse logistics terdiri dari proses pengiriman sejauh mil terakhir tetapi dalam urutan terbalik. Mengelola logistik terbalik dengan cara yang efisien dan murah adalah kunci untuk menangani pengembalian produk, mengatasi masalah operasional, mengurangi biaya, dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Anda dapat menawarkan pengembalian gratis atau berbayar, menyediakan label pengembalian yang sudah dicetak sebelumnya, atau menawarkan berbagai cara pengembalian internasional untuk memfasilitasi proses pengembalian yang lebih cepat dan efisien.

7. Mengumpulkan dan memanfaatkan ulasan pelanggan

Pelanggan Anda adalah wawasan terbaik Anda tentang kinerja pengiriman jarak jauh. Konfigurasikan sistem yang memungkinkan pelanggan memberikan umpan balik yang mendorong pembaruan dan peningkatan waktu nyata pada layanan last-mile delivery Anda. Baca juga: Cara Mengelola Reverse Logistics dalam bisnis Cold ChainDengan adanya seluruh strategi tersebut bertujuan untuk memastikan produk mencapai pelanggan dengan cepat, efisien, dan tanpa hambatan. Strategi tersebut juga dapat dilakukan dengan lebih efektif bersama MileApp, sebagai platfrom yang membantu kinerja logistik. Coba MileApp sekarang dengan klik sign up di sini.Sumber:

  • Frayt.com
  • money.kompas.com