Get in touch
By clicking the button below, you're agreeing with our privacy policy.
Thank you! Your submission has been received!
Oops! Something went wrong while submitting the form.

Polemik Jebloknya Logistik di Indonesia, Apa Penyebabnya?

Polemik Jebloknya Logistik di Indonesia, Apa Penyebabnya?

Logistic Performance Index (LPI) yang dikeluarkan oleh World Bank pada 2023 menggambarkan pembangunan infrastruktur Indonesia saat ini menelan cukup banyak kas negara yang tidak berbanding lurus dengan kinerja logistik tanah air.Indonesia berada di peringkat ke-61 dengan score 3 dari keseluruhan skor yang sebesar 5. Angka ini menurun dibandingkan tahun 2018 yang berada di urutan ke 45 dengan skor 3,2.Padahal, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengalokasikan anggaran infrastruktur dalam APBN 2023 sebesar Rp 391,7 triliun, atau naik 4,9 persen dari anggaran tahun lalu yang sebesar Rp 373,1 triliun. Lantas, apa penyebab dari terjadinya hal ini dan bagaimana pemerintah berusaha membenahinya? Ulasan berikut bisa Anda simak! Baca juga: Aplikasi Last Mile Delivery yang Anda Butuhkan di 2023

Penyebab Turunnya Kinerja Logistik Indonesia di 2023

[caption id="attachment_4364" align="aligncenter" width="700"]

ilustrasi strategi penjualan (pinterest.com) [/caption]Beberapa hal menjadi faktor anjloknya logistik di Indonesia, mulai dari terganggunya rantai pasok hingga geopolitik.

Adanya disrupsi rantai pasok

Dilansir dari radarfaktul dan CNBC Indonesia, Pemerintah yakinbahwa anjloknya kinerja logistik di Indonesia terjadi akibat disrupsi rantai pasok yang terjadi selama pandemi dan pasca Covid-19. Ini menyebabkan proses pengiriman di pelabuhan menjadi tidak efisien.

Tensi tinggi geopolitik global

Adapun faktor lainnya menurut Ferry Irawan selaku Plt. Deputi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian adalah tingginya geopolitik global, seperti dikutip dari CNBC pada Jumat, (19/5/2023). Tingginya geopolitik ini membuat transaksi perdagangan internasional menjadi terhambat. Ketika terhambat, maka aktivitas perdagangan dan supply chain akan terganggu, sehingga membuat investor akan meragu ketika ingin berinvestasi di Indonesia.

Penggunaan angkutan darat

Menurut Faisal Basari selaku Ekonom Senior, jebloknya kinerja logistik di Indonesia pada 2023 dipengaruhi oleh biaya logistik yang tinggi mencapai 22 persen dari PDB. Faisal mencatat bahwa 91 persen pergerakan barang di Indonesia melalui angkutan darat, yang mana memakan ongkos 10 kali lebih mahal daripada melalui laut. Jika dirincikan, maka penggunaan angkutan yang dipakai adalah angkutan penyeberangan 0,99 persen, angkutan kereta api 0,7 persen. Selebihnya angkutan udara hanya 0,55 persen, angkutan laut 7,1 persen dan angkutan sungai 0,01 persen.

Kinerja Menurun pada Beberapa Indikator

Penurunan kinerja logistik di Indonesia ini berfokus pada empat indikator, yakni Timelines, Tracking & Tracing, International Shipments dan Logistics Competence & Quality. Meski demikian, pemerintah mengaku akan menjaga ekosistem logistik agar tak terpengaruh dengan investasi yang terjadi di Indonesia.Baca juga: Potensi Kerugian akibat Manajemen Logistik yang Buruk

Pemerintah akan Atur Strategi

[caption id="attachment_4379" align="aligncenter" width="700"]

presiden Jokowi

Ilustrasi Presiden Jokowi (menpan.go.id) [/caption]Dengan diketahui penyebab dan indikator yang menjadi penuruan kinerja logistik ini, Pemerintah sepakat untuk mengatur strategi melalui National Logistic Ecosystem (NLE). Adanya NLE akan menyelaraskan arus lalu lintas barang dan dokumen Internasional dari kedatangan, saat pengangkutan, barang tiba di gudang, hingga saat perizinan dan penyelesaian dokumen pengiriman. Baca juga: 5 Tanda Anda Perlu Route Optimization Software

Rencana Penguatan Regulasi

[caption id="attachment_4380" align="aligncenter" width="700"]

hukum

Ilustrasi hukum (freepik.com) [/caption]Selain itu, regulasi juga akan dikuatkan melalui intruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2022 tentang Penataan Ekosistem Logistik Nasional. Instruksi ini akan berisi tentang rencana aksi dalam rangka meningkatkan kinerja logistik nasional, memperbaiki iklim investasi, dan meningkatkan daya saing perekonomian nasional.Baca juga: FTL dan LTL: Pengertian, Kelebihan, dan KekurangannyaDengan mengetahui penyebab turunnya kinerja logistik, maka pelayanan logistik perlu mendengar dan mengevaluasi pelayanan yang diberikannya agar tercipta kinerja logistik yang baik.Sumber :

  • bisnis.com
  • cnbcindonesia.com
  • logistiknews.id