Push and Pull Pada Supply Chain Management
Dalam dunia yang terus berubah dan bergerak cepat, konsep push dan pull pada supply chain telah menjadi pilar utama dalam manajemen rantai pasokan. Push menggambarkan pendekatan yang proaktif, sedangkan Pull menggambarkan responsif terhadap permintaan aktual. Namun, ternyata masih banyak orang yang belum mengerti perbedaan keduanya. Pada artikel kali ini MileApp akan membahasnya lengkap untuk Anda, simak sampai habis dibawah ini:
Pengertian Pendekatan Push and Pull Management
Ilustrasi gudang distribusi (Pinterest.com0 Pendekatan Push and Pull Management adalah dua strategi utama dalam manajemen rantai pasokan yang memainkan peran sentral dalam mengelola aliran barang, bahan, dan informasi dalam dunia bisnis yang dinamis saat ini. Pendekatan Push melibatkan perencanaan dan produksi berdasarkan proyeksi permintaan masa depan, sedangkan Pendekatan Pull berfokus pada respons langsung terhadap permintaan aktual pasar.Dalam Push, pengambilan keputusan didasarkan pada estimasi permintaan, sementara Pull mengikuti prinsip “produksi hanya ketika diperlukan.” Sebuah keseimbangan yang tepat antara keduanya penting untuk mencapai efisiensi dan responsivitas dalam rantai pasokan.
Pengertian Pull Based Model
Pull Based Model dalam dunia teknologi mengarah pada sebuah konsep di mana informasi atau data dapat diakses atau diperoleh oleh pengguna dan sistem ketika diperlukan. Dalam Pull Based Model, pengguna atau sistem secara aktif meminta data informasi yang mereka butuhkan, sehingga lebih fleksibel dan efisien dalam pengelolaan sumber daya. Model ini umumnya diterapkan dalam berbagai konteks, termasuk dalam sistem manajemen database, distribusi konten, dan teknologi berbasis cloud, di mana pengguna memiliki kendali penuh atas akses data yang mereka perlukan, meningkatkan efisiensi dan meminimalkan pemborosan sumber daya.
Pengertian Push Based Model
Berbeda dari pull based model, Push based model adalah sebuah konsep dalam teknologi yang berfokus pada pengiriman informasi atau data kepada penerima tanpa perlu permintaan khusus dari mereka. Bayangkan jika Anda menerima notifikasi pesan atau email di ponsel Anda, itulah salah satu contoh penggunaan model ini. Data atau informasi dikirim secara otomatis kepada Anda ketika ada yang baru, tanpa perlu Anda meminta. Push Based Model sangat berguna dalam situasi di mana informasi harus segera sampai ke penerima, seperti dalam pesan instan, berita terkini, atau pembaruan perangkat lunak.Baca Juga: Jenis-Jenis Distributor dalam Supply Chain Management
Ciri-ciri yang membedakan Push dan Pull Based Model
Setelah Anda memahami pengertian dari pull based dan push based model. ada hal yang perlu Anda ketahui lebih detail agar bisa membedakannya dengan tepat. mengetahui Ciri-ciri yang membedakan push dan pull based model juga menjadi hal penting. berikut pembahasannya:Ciri-ciri Push Based Model :
- Informasi atau data dipindahkan ke penerima secara proaktif oleh penyedia atau pengirim, tanpa permintaan khusus dari penerima.
- Penerima memiliki sedikit kendali atas informasi yang mereka terima. Mereka hanya dapat menerima apa yang dikirim oleh penyedia atau pengirim.
- Respons lebih cepat, karena data atau informasi dikirim segera begitu tersedia.
- Data dapat tersedia untuk penerima bahkan jika mereka tidak aktif atau tidak online.
- Cocok untuk situasi di mana informasi harus segera sampai ke penerima, seperti notifikasi, berita terkini, atau pembaruan perangkat lunak.
- Dapat mengakibatkan penggunaan sumber daya yang tidak efisien jika penerima tidak memerlukan semua informasi yang dipaksa pada mereka.
Sedangkan ciri lainnya yang terlihat membedakan pada penjelasan diatas, berikut ciri dari pull based model:
- Penerima informasi atau data harus meminta atau mengambil data secara aktif ketika mereka membutuhkannya.
- Penerima memiliki kendali penuh atas data yang mereka ambil, dan mereka dapat memilih data apa yang ingin mereka akses.
- Respons mungkin memerlukan waktu karena penerima harus mengambil data saat diperlukan.
- Data hanya tersedia ketika penerima aktif dan mengambilnya.
- Lebih cocok untuk situasi di mana penerima memiliki kendali atas data yang mereka butuhkan, seperti dalam pencarian online atau mengakses sumber daya yang spesifik.
- Lebih efisien karena penerima hanya mengambil data yang benar-benar mereka butuhkan.
Baca Juga: Perbedaan antara Cold Chain dan Supply Chain Konvensional
Kelebihan dan Kekurangan Push dan Pull Based Model
Ilustrasi cek barang (Pinterest.com) Setelah mengetahui terkait ciri-ciri yang membedakan keduanya, kelebihan dan kekurangan dari push dan pull based model juga wajib kamu ketahui agar performa perusahaan Anda lebih baik:
Kelebihan Push Based Model
- Kecepatan dan Real-TimePush Based Model cocok untuk situasi di mana informasi harus disampaikan segera. Notifikasi dan pembaruan real-time dapat dikirimkan kepada penerima tanpa menunggu permintaan mereka.
- Efisiensi KomunikasiPush model mengurangi kebutuhan pengguna untuk aktif meminta informasi, sehingga menghemat waktu dan upaya.
- Pembaruan OtomatisModel ini cocok untuk pembaruan perangkat lunak dan konten dinamis karena pembaruan dapat secara otomatis dikirimkan kepada pengguna tanpa intervensi mereka.
- Ketersediaan DataData atau informasi dapat tersedia untuk penerima bahkan jika mereka tidak aktif atau tidak online, memungkinkan akses cepat ketika mereka kembali.
Kekurangan Push Based Model
- Penggunaan Sumber Daya Tidak EfisienModel ini dapat mengakibatkan penggunaan sumber daya yang tidak efisien jika penerima tidak memerlukan atau tidak tertarik dengan semua informasi yang dipaksakan pada mereka.
- Kendali TerbatasPenerima memiliki sedikit kendali atas jenis informasi yang mereka terima. Mereka mungkin merasa terganggu oleh pesan yang tidak relevan.
- Pengiriman Terus-menerus: Push model dapat mengakibatkan penerima terus-menerus menerima informasi yang mungkin tidak selalu dibutuhkan, yang bisa mengganggu atau membanjiri mereka.
Baca Juga: Strategi Inbound Logistics dalam Supply Chain: Optimalisasi Rantai Pasokan
Kelebihan Pull Based Model
- Kendali PenerimaPenerima memiliki kendali penuh atas data yang mereka akses. Mereka hanya mengambil informasi saat diperlukan, yang dapat mengurangi risiko menerima informasi yang tidak diinginkan.
- Efisiensi Penggunaan Sumber DayaModel ini mengurangi pemborosan sumber daya karena penerima hanya mengambil data yang benar-benar mereka butuhkan, menghemat kapasitas penyimpanan dan bandwidth.
- PersonalisasiPenerima dapat mencari, memilih, dan mengakses data yang paling relevan bagi mereka, menciptakan pengalaman yang lebih personal
Kekurangan Pull Based Model
- Respons WaktuModel ini mungkin memerlukan waktu untuk penerima untuk mengambil data, yang mungkin tidak cocok untuk situasi yang memerlukan akses instan atau real-time.
- Overhead PermintaanTerlalu banyak permintaan data yang dibuat oleh penerima secara bersamaan dapat mengakibatkan beban server yang tinggi atau lambatnya respon.
- Ketergantungan pada PermintaanPenerima harus aktif mencari data, yang dapat menjadi kurang efisien jika mereka harus sering meminta data yang sama.
Baca Juga: 8 KPI Supply Chain untuk Meningkatkan Kinerja PerusahaanKeputusan untuk menggunakan Push Based Model atau Pull Based Model pada supply chain harus didasarkan pada kebutuhan khusus situasi, jenis data, dan preferensi pengguna. Kedua model memiliki kelebihan dan kelemahan mereka sendiri, dan pilihan tergantung pada tujuan pengiriman dan penggunaan sumber daya yang efisien.Tahukah Anda, untuk dapat membantu mengoptimalkan supply chain management diatas terdapat layanan platform canggih yang bernama MileApp. Kecanggihan teknologi berbentuk platform Dengan fitur-fitur canggih yang dimilikinya, MileApp dapat membantu Anda dalam mengoptimalkan rantai pasok. Untuk itu langsung saja miliki segera MileApp dengan klik disini, ya!Sumber:
- ideoworks.id
- medium.com
- surabaya.proxsisgroup.com
Jadwalkan demo
Isi form di bawah dan tim kami akan segera menghubungi Anda.