MileApp
Distribution

Metode Delivered at Place

Metode Delivered at Place

Dalam dinamika perdagangan internasional yang kompleks, pemahaman yang jelas mengenai tanggung jawab antara penjual dan pembeli adalah krusial. Salah satu istilah yang sering muncul dalam konteks ini adalah “Delivered-at-Place” (DAP).

Artikel ini bertujuan untuk memberikan pemahaman komprehensif mengenai DAP, implikasinya bagi bisnis, dan pentingnya memahami Incoterms dalam transaksi internasional.

banner logistik

Apa Itu “Delivered-at-Place” (DAP)?

Delivered-at-Place (DAP) adalah istilah perdagangan internasional yang mendefinisikan kesepakatan di mana penjual setuju untuk menanggung semua biaya dan risiko pengiriman barang ke lokasi tertentu. Dalam perjanjian DAP, pembeli bertanggung jawab atas pembayaran bea masuk dan pajak yang berlaku, termasuk biaya izin dan pajak lokal, setelah pengiriman tiba di tujuan yang ditentukan. Istilah ini diperkenalkan dalam publikasi kedelapan Incoterms (istilah perdagangan internasional) oleh International Chamber of Commerce (ICC) pada tahun 2010.

Baca juga: Transportation Management System (TMS) vs Fleet Management System (FMS): Mana yang Dibutuhkan oleh Bisnis Anda?

Cara “Delivered-at-Place” DAP Bekerja

Dalam transaksi perdagangan, kontrak perdagangan seringkali menimbulkan kerumitan, baik di perdagangan domestik maupun perdagangan internasional. Untuk mengatasi hal ini, ICC menetapkan aturan dan regulasi yang jelas mengenai peran dan tanggung jawab masing-masing pihak dalam kontrak keuangan, yang dikenal sebagai Incoterms. DAP adalah salah satu dari Incoterms tersebut.

DAP berarti penjual menanggung semua risiko dan biaya pengiriman barang ke lokasi yang disepakati. Aktivitas ini mencakup tanggung jawab atas pengemasan, dokumentasi, persetujuan ekspor, biaya pemuatan, dan pengiriman akhir. Pembeli, mengambil alih risiko dan tanggung jawab untuk membongkar barang dan mengurus izin impor.  

Perjanjian DAP berlaku untuk semua bentuk atau kombinasi bentuk transportasi. Biasanya, perjanjian ini mencantumkan titik di mana pembeli mengambil alih tanggung jawab keuangan, misalnya, “Delivered-at-Place, Pelabuhan Tanjung Priuk.”

Istilah ini diperkenalkan pada tahun 2010, menggantikan istilah Delivery Duty Unpaid (DDU). Meskipun DDU mungkin masih digunakan dalam percakapan sehari-hari, DAP adalah istilah resmi yang digunakan dalam perdagangan internasional.

Baca juga: Cara Otomatisasi Proses Distribusi untuk Mengatasi Human Error

Kewajiban-kewajiban dalam “Delivered-At-Place”

Berikut adalah tanggung jawab utama masing-masing pihak:

Penjual:

  • Dokumentasi: Penjual harus memperoleh semua dokumentasi yang diperlukan, termasuk daftar barang dalam pengiriman, faktur komersial, serta pengemasan dan penandaan yang terkait dengan ekspor.
  • Perizinan: Penjual mengurus semua izin yang diperlukan untuk mengekspor barang dan mengurus masalah pabean di pihak mereka.
  • Transportasi: Transportasi mencakup pengangkutan barang, pengiriman ke pelabuhan, pemuatan ke dalam kontainer, dan pengangkutan/pengiriman utama ke tujuan.
  • Biaya: Penjual harus menanggung biaya pengiriman dan membayar kerugian yang mungkin akan timbul selama pengiriman.
  • Bukti Pengiriman: Ini diberikan oleh penjual kepada pembeli setelah kontainer tiba di tujuan.

Pembeli:

  • Pembayaran: Pembeli harus menetapkan dan membayar penjual untuk barang. Selain itu, mereka juga harus memberi alamat yang jelas mengenai tujuan pengiriman.
  • Impor: Setelah pengiriman tiba di tujuan, pembeli mengurus semua hal yang terkait dengan impor. Hal-hal ini termasuk dokumen formalitas, seperti formulir impor.
  • Pembongkaran: Pembeli harus mengatur pembongkaran kargo dari kapal pengiriman.
  • Biaya: Pembeli menanggung biaya bea masuk, pajak, dan pungutan setelah pengiriman tiba di tujuannya.
  • Transportasi: Setelah dibongkar, pembeli bertanggung jawab untuk mengangkut barang dari tujuan/pelabuhan ke lokasi berikutnya. Tujuan ini bisa berupa gudang, fasilitas penyimpanan, atau lokasi ritel.

Baca juga: 10 Industri yang Membutuhkan Software Logistik

Pentingnya Incoterms

ICC didirikan pada tahun 1919 dan menetapkan Incoterms pada tahun 1936 untuk memfasilitasi perdagangan domestik dan internasional. Sejak itu, ICC telah merilis delapan pembaruan istilah-istilah ini untuk menghilangkan istilah yang sudah usang. DAP adalah salah satu penyederhanaan tersebut, karena definisinya berlaku terlepas dari metode transportasi.

Tujuan utama ICC dan Incoterms adalah untuk memberikan pemahaman yang jelas mengenai tanggung jawab pihak lain dalam kontrak internasional, terutama mengenai siapa yang mengirim barang dan ke mana pengiriman tersebut dilakukan. Dengan ICC menjelaskan definisi konkret, kontrak dapat mengacu pada Incoterms, dan pihak yang menandatangani memiliki pemahaman yang sama mengenai tanggung jawab.

Meskipun ada pedoman yang jelas untuk pengaturan DAP, ada kemungkinan situasi yang mengakibatkan perselisihan, seperti ketika pengangkut barang dikenakan demurrage (biaya yang muncul karena gagal membongkar barang tepat waktu) akibat tidak menerima izin yang tepat dari salah satu pihak.

Dalam kasus ini, kesalahan biasanya terletak pada pihak yang lalai dalam menyediakan dokumentasi tepat waktu. Namun hal ini juga bisa menjadi kondisi yang sulit, karena persyaratan dokumentasi ditentukan oleh otoritas nasional dan lokal yang mengendalikan pelabuhan dan berbeda dari negara ke negara. Hukum perdagangan internasional bisa menjadi kompleks bahkan jika sudah dilengkapi dengan istilah kontrak yang ditentukan.  

Perbedaan Antara DAP dan DDP

Perbedaan utama antara DAP (Delivered-at-Place) dan DDP (Delivered Duty Paid) terletak pada pembagian tanggung jawab dan biaya. Dalam DAP, penjual bertanggung jawab untuk mengantarkan barang ke lokasi yang disepakati, tetapi pembeli menanggung biaya bea masuk, pajak, dan biaya impor lainnya. Sementara itu di dalam DDP, penjual menanggung semua biaya dan risiko hingga barang tiba di lokasi pembeli, termasuk bea masuk dan pajak.

Implikasi Bagi Manajemen Perusahaan

  • Pemahaman yang jelas mengenai DAP membantu perusahaan mengelola risiko dan biaya dalam transaksi internasional.
  • Dengan memahami tanggung jawab masing-masing pihak, perusahaan dapat menghindari perselisihan dan penundaan yang mahal.
  • Penggunaan Incoterms yang tepat dapat meningkatkan efisiensi rantai pasok dan mengurangi biaya operasional.

Baca juga: Otomatisasi Operasional: Bagaimana MileApp Membantu Industri Jasa Pemeliharaan Perbankan

banner logistik

Dalam operasional logistik yang semakin kompleks, pemahaman dan penerapan istilah perdagangan internasional seperti Delivered-at-Place (DAP) penting bagi efisiensi dan transparansi. Di sinilah solusi teknologi seperti MileApp hadir untuk mendukung manajemen logistik yang lebih terintegrasi. Dengan fitur-fitur seperti perencanaan rute otomatis, pelacakan real-time berbasis GPS, dan pengelolaan dokumentasi digital, MileApp memfasilitasi kelancaran proses pengiriman yang menjadi inti dari kesepakatan DAP. 

Perusahaan dapat memastikan visibilitas penuh atas pergerakan barang, mengoptimalkan biaya, dan meminimalkan risiko keterlambatan, sehingga meningkatkan kepuasan pelanggan dan memperkuat posisi kompetitif di pasar global. Jika ingin mengoptimalkan operasional logistik dan memanfaatkan solusi teknologi terdepan, daftarkan perusahaan Anda secara gratis di MileApp sekarang dan rasakan transformasi dalam manajemen rantai pasok Anda.

Sumber: iccwbo, investopedia

Hubungi sales

Jadwalkan demo

Isi form di bawah dan tim kami akan segera menghubungi Anda.