NLE adalah Langkah Strategis untuk Menggapai Reformasi Logistik 4.0
Dengan tujuan menghapus duplikasi dan mengintegrasikan serta memperbaiki sistem logistik menjadi layanan single submission, Ekosistem Logistik Nasional atau National Logistic Ecosystem (NLE) menjadi bagian yang terus dikembangkan. Menyadur Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, NLE adalah kebijakan untuk meningkatkan efisiensi logistik nasional dengan memastikan kelancaran pergerakan arus barang ekspor, impor, serta pergerakan arus barang domestik, baik antar daerah satu pulau maupun antar pulau.
Hal ini melanjutkan Reformasi Logistik 3.0 melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 5 Tahun 2020 tentang Penataan Ekosistem Logistik Nasional. Lantas, bagaimana perkembangannya hingga saat ini? Simak ulasan berikut dilansir dari Kompas.
NLE efektifkan dwelling time
Fokus Pemerintah akan mengembangkan NLE telah dimulai sejak diterbitkannya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 26 Tahun 2012 tentang Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional. Kemudian hal ini diteruskan melalui penerbitan Paket Kebijakan Ekonomi (PKE) Tahap XV pada 2017 untuk pengembangan usaha dan daya saing penyedia jasa logistik nasional.
“Upaya pembenahan sistem logistik nasional tersebut telah membuahkan hasil dengan dwelling time nasional pada Agustus 2023 mencapai 2,52 hari,” jelas Susiwijono Moegiarso selaku Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, mewakili Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pada acara Forum Diskusi Peningkatan Kinerja Logistik melalui Utilisasi Layanan National Logistic Ecosystem (NLE), Selasa (10/10/2023).
Hasil yang cukup efektif tersebut membuat Indonesia unggul di kawasan ASEAN dan terperingkat sedikit di bawah Singapura.
“Kita apresiasi untuk teman-teman logistik nasional,” ungkap Susiwijono
Baca juga: Bisnis Transportasi dan Logistik jadi penopang Ekonomi RI 2023, Cek Datanya
Optimasi infrastuktur dan KPI akan dilakukan
Diketahui dari data tersebut, optimasi sistem pengawasan kinerja logistik nasional juga akan dilakukan dengan memetakan KPI yang dapat menggambarkan kondisi logistik secara real-time serta kuantitatif. Hal utama yang ingin ditingkatkan adalah:
- Biaya logistik
- Reability atau kemampuan untuk konsisten menjaga kualitas layanan
- Speed atau kecepatan pengiriman barang
- Agility atau kemampuan beradaptasi dengan cepat
Untuk mendukung hal ini, sebelumnya, Menko Airlangga bersama Menteri PPN atau Kepala Bappenas dan Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengeluarkan Biaya Logistik Nasional dengan menggunakan basis data tabel input-output yang dimiliki BPS.
Dari data BPS, biaya logistik Indonesia saat ini mencapai 14,29 persen dari PDB. Angka tersebut menjadikan Indonesia negara yang paling kompetitif di ASEAN pada bidang logistik. Diharapkan, dalam kurun 10 tahun kedepan biaya ini dapat diturunkan hingga kisaran 10 persen dari PDB dan ditargetkan turun 8 persen dari PDB pada 2045.
Di sisi lain, saat ini, rata-rata utilisasi pelabuhan kawasan timur Indonesia masih di bawah 50 persen. Untuk meningkatkan hal ini, Pemerintah terus meningkatkan infrastruktur pelabuhan yang bersumber dari optimalisasi volume traffic atau subsidi bagi pelabuhan yang minim traffic (non-commercially viable) di kawasan timur.
Baca juga: 13 Manfaat TMS dalam Meningkatkan Efisiensi Transportasi Perusahaan Anda
Perkembangan lainnya dilakukan
Untuk meningkatkan kinerja dan efisiensi biaya logistik, pemerintah juga didorong inisiatif kebijakan berupa peningkatan logistik berbasis komoditas (commodity-based approach) untuk menciptakan sentra industri baru unggulan di Indonesia Timur. Selain itu, penggunaan transportasi multimoda dan pengembangan kawasan logistik terintegrasi dapat menjadi hub and spoke.
“Kami mengundang inspirasi, ide, dan masukan konstruktif dari para pelaku industri logistik Indonesia, akademisi, dan pakar untuk menggagas perbaikan sistem logistik nasional agar lebih cemerlang. Kami juga menekankan sinergi dan kolaborasi sebagai kunci menjaga resiliensi ekonomi, memastikan tercapainya target pertumbuhan ekonomi, serta mendukung keberhasilan Reformasi Logistik 4.0 guna tercapainya visi Indonesia Emas 2045,” tutup Sesmenko Susiwijono.
Baca juga: Bappenas Targetkan Biaya Logistik Efisien, Turun 9% di 2045
Transformasi logistik 4.0 tidak berhenti di NLE saja. Optimalkan distribusi dan manajemen armada Anda dengan MileApp! Dengan fitur real-time tracking, rute otomatis, dan laporan terintegrasi, MileApp membantu bisnis Anda lebih efisien, hemat biaya, dan siap bersaing di era digital. Mulai gunakan MileApp sekarang dan wujudkan logistik modern di perusahaan Anda!
Sumber:
- kompas.id
- ekon.go.id
Tags
Written By
aldistannos
Schedule a demo
Fill the form below and we'll get back to you as soon as possible.