Get in touch
By clicking the button below, you're agreeing with our privacy policy.
Thank you! Your submission has been received!
Oops! Something went wrong while submitting the form.

Cara Mengelola Supply Chain produk FMCG dengan Efisien

Cara Mengelola Supply Chain produk FMCG dengan Efisien

Promosi produk pada Fast-Moving Consumer Goods (FMCG) perlu dilakukan karena industri ini telah menjadi poros utama dalam ekonomi global untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat dengan produk yang memiliki perputaran cepat. Kecepatan dan akurasi dalam mengelola supply chain produk FMCG menjadi tantangan utama bagi perusahaan yang ingin tetap bersaing dalam pasar yang dinamis ini. 

Supply chain produk FMCG melibatkan berbagai tahapan, mulai dari perencanaan, pengadaan bahan baku, produksi, distribusi, hingga sampai ke tangan konsumen. Untuk memastikan kelancaran dan efisiensi dalam seluruh proses ini, perusahaan perlu menerapkan strategi yang cermat dan terintegrasi. Berikut beberapa cara mengelola supply chain produk FMCG dengan efisien, dilansir dari Smash Brand.

1. Audit terperinci 

Ilustrasi audit (Pexels.com)

Langkah pertama dalam mengoptimalkan rantai pasok bagi perusahaan FMCG adalah dengan mengukur kinerja saat ini dan melihat situasi. Untuk menilai kinerja rantai pasokan industri FMCG saat ini, penting untuk melakukan audit terperinci terlebih dahulu agar dapat memeriksa sumber produk dengan cermat. Setelah itu, saatnya memeriksa saluran distribusi produk dan mempelajari layanan pelanggan. 

Dengan meninjau hal ini akan membantu mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan utama rantai pasokan saat ini. Tujuan utama audit rantai pasokan adalah untuk mengidentifikasi hambatan dan inefisiensi yang memperlambat arus barang dan informasi. Hal ini dapat berupa keterlambatan pengadaan, tingkat persediaan yang berlebihan, perkiraan permintaan yang buruk, dan masalah transportasi.

Keuntungan lain dari melakukan audit terperinci adalah pengumpulan data. Data ini dapat membantu perusahaan dalam banyak hal karena memungkinkan melihat tren perilaku pelanggan dan kinerja produk sepanjang tahun.

2. Melakukan demand forecasting

Ilustrasi demand forecasting (Pexels.com)

Demand forecasting atau ramalan permintaan adalah kunci untuk mengantisipasi perubahan pasar dan menyesuaikan supply chain. Melalui analisis data historis, tren konsumen, dan faktor-faktor pasar lainnya, perusahaan dapat meramalkan permintaan dengan akurat. Pendekatan ini memungkinkan perencanaan persediaan yang lebih baik, menghindari kelebihan stok atau kekurangan stok yang dapat merugikan efisiensi operasional.

3. Mengelola hubungan dengan pemasok

ilustrasi
Ilustrasi warehouse (Pexels.com)

Salah satu hal terpenting dalam mengelola rantai pasokan FMCG adalah pemilihan pemasok yang andal dan efisien. Hal ini membantu menjaga aliran barang dalam permintaan tetap stabil tanpa kehabisan stok.

Oleh karena itu, perusahaan harus memeriksa pemasok sesuai dengan reputasi dan kemampuan produksi mereka di sektor FMCG. Selain itu, kepatuhan terhadap standar kualitas juga menjadi hal penting yang harus diperhatikan saat memilih pemasok. Setelah itu, perusahaan harus membangun kemitraan yang kuat dengan pemasok. Hubungan kolaboratif yang dilandasi kepercayaan selalu membuahkan hasil yang saling menguntungkan.

Perusahaan ritel FMCG harus mengupayakan kemitraan jangka panjang untuk meningkatkan efisiensi operasional. Selain itu, juga membantu dalam hal lain, seperti pengurangan biaya dan inovasi.

4. Optimasi manajemen inventaris

Ilustrasi manajemen inventaris (articles.cyzerg.com)

Selain mengelola manajemen hubungan pemasok, manajemen dan optimalisasi inventaris juga diperlukan untuk optimalisasi rantai pasokan FMCG. Agen strategi merek FMCG dapat memperoleh manfaat yang signifikan dengan menerapkan sistem canggih yang memberikan tingkat inventaris, permintaan, dan visibilitas pasokan secara real-time.

Sistem ini menggunakan teknologi tercanggih seperti RFID (Radio Frequency Identification) dan pemindaian kode batang untuk melacak inventaris dengan lebih akurat. Selain itu, ini memungkinkan pengelolaan stok yang efisien. Perusahaan juga harus menggunakan strategi Just-in-time untuk memenuhi permintaan konsumen yang terus meningkat.

Strategi pengelolaan ini membantu meminimalkan kebutuhan kelebihan stok dengan memesan persediaan sesuai kebutuhan konsumen. Selain itu, hal ini juga membantu mengurangi pemborosan dan mengoptimalkan tingkat inventaris dengan menyederhanakan proses dan meningkatkan efisiensi rantai pasokan.

5. Optimalisasi transportasi dan distribusi

Ilustrasi distribusi barang (Pexels.com)

Bermitra dengan pihak ketiga memastikan akses terhadap saran ahli dalam memilih moda transportasi yang sesuai dan operator yang dapat diandalkan. Hal ini nantinya akan mengarah pada pengambilan keputusan berdasarkan informasi yang selaras dengan persyaratan dan tujuan perusahaan.

Dengan bantuan pihak ketiga, perusahaan FMCG dapat mengoptimalkan upaya perencanaan rute dan konsolidasi muatan. Selain itu, FMCG juga mendapat akses teknologi canggih seperti visibilitas real-time dan sistem pelacakan sangat penting untuk optimalisasi transportasi dan distribusi. Misalnya, perusahaan logistik dan angkutan barang dapat menggunakan pelacak GPS untuk melacak barang mereka dan perkiraan waktu kedatangan.

Selain itu, pemindaian RFID dan kode batang juga dapat membantu dalam pergerakan barang, yang tidak hanya membantu mencegah pencurian tetapi juga mengidentifikasi kemacetan dan memastikan kelancaran operasional di seluruh rantai pasokan.

6. Integrasi teknologi AI dan analisis data

Ilustrasi menggunakan AI (flashbox.co)

Teknologi modern seperti AI atau Machine Learning (ML), dan analisis data memberikan solusi modern bagi perusahaan. Dengan teknologi ini, riset pasar FMCG yang mendetail menghasilkan data bermakna yang dapat digunakan untuk memahami tren FMCG dan wawasan konsumen.

Selain itu, FMCG juga dapat memanfaatkan berbagai alat dan perangkat lunak manajemen rantai pasokan yang tersedia, sehingga dapat membantu bisnis mengendalikan dan mengelola saham dengan cara yang lebih baik.

Dalam hal analisis data, teknologi juga dapat memberikan wawasan yang dapat ditindaklanjuti, seperti ide-ide baru untuk pemasaran FMCG. Dengan menggunakan analisis ini, perusahaan juga dapat mengatur strategi penetapan harga FMCG. Di sisi lain, perencanaan bisnis yang terintegrasi dengan AI juga dapat menghadirkan peluang baru untuk pemasaran dan kesadaran dengan memanfaatkan lebih sedikit sumber daya.

7. Mengukur peningkatan kinerja

Ilustrasi gudang warehouse (Unsplash.com)

Salah satu cara paling efektif bagi FMCG untuk mengoptimalkan manajemen rantai pasokan mereka adalah dengan menetapkan indikator kinerja utama (KPI). Selain itu, melakukan evaluasi dan audit secara berkala serta menerapkan inisiatif perbaikan berkelanjutan dan praktik terbaik juga terbukti cukup membantu.

Dengan menetapkan KPI yang jelas, perusahaan dapat melacak kinerja mereka, mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan, dan membuat keputusan berdasarkan data untuk mengoptimalkan proses rantai pasokan. Evaluasi dan audit rutin sangat penting untuk menilai kinerja rantai pasokan. 

Baca juga: Pentingnya Efesiensi Supply Chain dalam Bisnis FMCG 

Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, perusahaan dapat memastikan kelancaran aliran produk dari pemasok hingga konsumen, menjaga kualitas, dan meningkatkan kepuasan pelanggan. 

Untuk memudahkan mengelola supply chain tersebut, bisnis FMCG dapat menggunakan MileApp sebagai platfrom yang memudahkan kinerja rantai pasokan dengan fitur yang lengkap dan terukur. Coba MileApp sekarang agar bisnis Anda #GoExtraMile. Klik di sini untuk sign up! 

Sumber:

  • Smashbrand.com