Regulasi dan Standar Internasional dalam Cold Chain
Regulasi dan standar internasional dalam cold chain memainkan peran penting dalam memastikan keselamatan, kualitas, dan keamanan produk yang membutuhkan suhu terkendali selama transportasi dan penyimpanan. Tujuan utama dari regulasi dan standar internasional dalam Cold Chain adalah meminimalkan risiko kontaminasi dan kerusakan produkMereka memberikan pedoman spesifik tentang persyaratan pengawetan suhu yang tepat, pemantauan suhu secara real-time, peralatan yang harus digunakan, serta prosedur pengujian dan pelaporan yang akurat. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa produk tetap dalam kondisi optimal dan aman untuk dikonsumsi atau digunakan oleh konsumen.Menurut Allied Market Research, pasar Cold Chain diperkir akan mencapai nilai sekitar 293,27 miliar dolar AS pada tahun 2020 dan diperkirakan akan mencapai 585,10 miliar dolar AS pada tahun 2027 dengan tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 10,8%. Pertumbuhan ini menunjukkan pentingnya adopsi regulasi dan standar internasional yang lebih ketat dalam Cold Chain untuk menjaga kualitas produk dan menjaga kepercayaan konsumen.Maka dari itu pada artikel ini MileApp telah merangkum terkait regulasi cold chain internasional yang mungkin bisa menjadi referensi Anda untuk menerapkannya agar memiliki kualitas cold chain yang berkualitas, simak dibawah ini!
1. Standard ISO 22000
ilustrasi ISO (sumber:Pinterest.com) Standard ISO 22000 adalah standar internasional yang spesifik untuk sistem manajemen keamanan pangan dalam regulasi dan standar internasional dalam Cold Chain. Tujuannya adalah untuk memastikan keamanan dan kebersihan pangan di seluruh rantai pasok makanan, termasuk dalam operasi Cold Chain.ISO 22000 menggabungkan pendekatan sistematis dengan prinsip HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk mengidentifikasi, mengendalikan, dan mengurangi risiko kontaminasi pangan. Standar ini bertujuan untuk memastikan pengelolaan yang efektif dari aspek-aspek kritis, termasuk pemantauan suhu, sanitasi, pengendalian serangga, pelatihan karyawan, dan pemantauan kepatuhan terhadap persyaratan hukum dan regulasi.
2. Guidelines for Good Distribution Practice (GDP)
ilustrasi pebisnis berbincang (sumber:Pinterest.com)Guidelines for Good Distribution Practice (GDP) adalah panduan yang berlaku dalam regulasi dan standar internasional dalam Cold Chain. Tujuan dari GDP adalah memastikan bahwa produk farmasi dan makanan yang membutuhkan suhu terkendali tetap dalam kondisi yang tepat selama distribusi.Panduan ini mencakup berbagai aspek seperti pemantauan suhu, pemeliharaan peralatan, pengendalian dokumentasi, pelatihan karyawan, dan kebijakan penanganan insiden. GDP bertujuan untuk menjaga integritas produk, mencegah kontaminasi, dan memastikan keamanan serta efektivitas obat atau makanan yang diangkut melalui rantai dingin.
3. Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP)
ilustrasi pria mengontrol data (sumber:Pinterest.com)Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) adalah pendekatan sistematis yang diterapkan dalam regulasi dan standar internasional dalam Cold Chain. Tujuan utama HACCP adalah untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengendalikan risiko potensial yang berkaitan dengan keamanan pangan selama transportasi, penyimpanan, dan distribusi.HACCP melibatkan langkah-langkah yang terdefinisi dengan jelas, seperti analisis bahaya, identifikasi titik kendali kritis, dan pengembangan langkah-langkah pengendalian yang efektif. Dengan menerapkan HACCP, perusahaan dapat meminimalkan risiko kontaminasi mikroba, keracunan makanan, atau kerusakan produk dalam Cold Chain.
4. Good Manufacturing Practice (GMP)
ilustrasi pria manifacturing (sumber:pinterest.com)Good Manufacturing Practice (GMP) adalah standar yang diterapkan dalam regulasi dan standar internasional dalam Cold Chain. GMP bertujuan untuk memastikan bahwa produk farmasi dan makanan yang membutuhkan suhu terkendali diproduksi dan dikendalikan dengan standar kualitas yang tinggi.Standar GMP mencakup prinsip-prinsip dan pedoman yang mengatur aspek produksi, kontrol kualitas, sanitasi, pelatihan karyawan, dan dokumentasi yang ketat. Tujuan utama GMP adalah memastikan bahwa produk yang dihasilkan aman, efektif, dan memenuhi persyaratan regulasi yang berlaku.
5. European Medicines Agency (EMA) Guidelines
ilustrasi agency medis (sumber:Pinterest.com) EMA (European Medicines Agency) adalah badan regulasi yang bertanggung jawab atas evaluasi, otorisasi, dan pengawasan produk farmasi di Uni Eropa. Dalam regulasi dan standar internasional dalam Cold Chain, EMA memainkan peran penting dalam memastikan keamanan, efektivitas, dan kualitas produk farmasi yang membutuhkan suhu terkendali.EMA menetapkan pedoman yang ketat untuk transportasi, penyimpanan, dan distribusi produk farmasi yang memerlukan rantai dingin. Tujuannya adalah untuk melindungi kualitas produk selama transportasi, mencegah risiko kontaminasi, dan memastikan kepatuhan terhadap standar regulasi yang berlaku.Baca Juga:Cold Chain Logistics: Pengertian dan Manfaat
6. United States Food and Drug Administration (FDA) Guidelines
ilustrasi sterilisasi makanan(sumber:Pinterest.com)FDA (Food and Drug Administration) Guidelines adalah panduan yang diterbitkan oleh FDA, badan regulasi di Amerika Serikat, dalam regulasi dan standar internasional dalam Cold Chain. Panduan ini bertujuan untuk memastikan keamanan, kebersihan, dan kualitas produk makanan dan obat-obatan yang membutuhkan suhu terkendali selama distribusi.FDA Guidelines mencakup aspek pengawasan suhu, pengendalian sanitasi, validasi peralatan, pemantauan lingkungan, dan pengendalian dokumentasi. Tujuan utama panduan ini adalah melindungi konsumen dari bahaya kontaminasi dan kerusakan produk, serta memastikan kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku di Amerika Serikat.
7. World Health Organization (WHO) Guidelines
ilustrasi bendera WHO (sumber:pinterest.com)WHO (World Health Organization) Guidelines adalah panduan yang dikeluarkan oleh WHO, organisasi kesehatan dunia, dalam regulasi dan standar internasional dalam Cold Chain. Panduan ini bertujuan untuk memastikan keamanan, efektivitas, dan kualitas produk farmasi dan vaksin yang membutuhkan suhu terkendali selama transportasi dan penyimpanan.WHO Guidelines mencakup pedoman yang ketat untuk pengawetan suhu, manajemen risiko, pemantauan suhu, dan penanganan insiden. Tujuan utama panduan ini adalah melindungi kualitas produk, mencegah kerusakan atau kontaminasi selama distribusi, dan memastikan ketersediaan produk yang aman dan bermutu tinggi di seluruh dunia.
8. European Committee for Standardization (CEN) EN 12830
ilustrasi bendera europe commite (sumber:Pinterest.com)CEN EN 12830 adalah standar internasional yang relevan dalam regulasi dan standar internasional dalam Cold Chain. Standar ini menetapkan persyaratan teknis untuk pemantauan suhu dalam transportasi dan penyimpanan produk yang membutuhkan suhu terkendali. CEN EN 12830 mengatur spesifikasi peralatan pemantauan suhu, termasuk sensor dan perangkat pengukuran, serta metode pengujian yang harus dipatuhi. Tujuan utama standar ini adalah memastikan akurasi dan keandalan pemantauan suhu, serta melindungi produk dari risiko kerusakan atau perubahan suhu yang tidak diinginkan. Dengan mematuhi CEN EN 12830, perusahaan dapat meningkatkan kepatuhan terhadap standar internasional dan menjaga kualitas produk dalam rantai dingin.Baca Juga: 7 Perusahaan Cold Storage Terbesar di Indonesia
9. International Air Transport Association (IATA) Perishable Cargo Regulations (PCR)
ilustrasi pesawat terbang di bandara(sumber:pinterest.com)International Air Transport Association (IATA) Perishable Cargo Regulations (PCR) adalah peraturan yang dikeluarkan oleh IATA dalam regulasi dan standar internasional dalam Cold Chain. PCR mengatur pengangkutan produk yang mudah rusak, seperti makanan segar, obat-obatan, dan bahan kimia, melalui jalur udara.Peraturan ini mencakup persyaratan khusus mengenai pengemasan, penanganan, pemantauan suhu, dan pelabelan yang harus dipatuhi oleh perusahaan penerbangan dan pelaku industri Cold Chain. Tujuannya adalah untuk menjaga kualitas dan keamanan produk selama transportasi udara.
10. Codex Alimentarius Commission
ilustrasi quality control food (sumber:pinterest.com)Codex Alimentarius Commission adalah badan internasional yang bertanggung jawab atas pengembangan regulasi dan standar internasional dalam Cold Chain untuk keamanan pangan. Codex Alimentarius Commission merupakan kolaborasi antara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO).Tujuan utamanya adalah melindungi kesehatan konsumen dan memastikan perdagangan pangan yang adil. Komisi ini mengembangkan standar terkait transportasi, penyimpanan, dan distribusi pangan yang membutuhkan suhu terkendali. Tujuan dari Codex Alimentarius Commission adalah menciptakan pedoman yang konsisten dan harmonis dalam Cold Chain.Baca Juga: Visibilitas pada Cold Chain untuk Proses yang Lebih EfisienDengan Mengetahui Regulasi dan Standar Internasional dalam Cold Chain diatas, Anda dapat mengetahui regulasi internasional dalam cold chain. MileApp merupakan aplikasi inovatif yang memberikan solusi terbaik dalam manajemen cold chain, yuk gunakan jasa MileApp Last Mile Delivery yang dapat membantu Anda dalam membantu manajemen operasi pengiriman last mile sebuah bisnis.Dapatkan keuntungan ekstra dan penawaran istimewa dengan menggunakan MileApp untuk mengoptimalkan cold chain Anda. Jadi, tunggu apa lagi? Jadilah bagian dari revolusi cold chain dengan MileApp dan rasakan perbedaannya!Sunber:
- alliedmarketresearch.com
- medicalogy.com
- biteship.com
- Supplychainindonesia.com
- food-safety.com
Jadwalkan demo
Isi form di bawah dan tim kami akan segera menghubungi Anda.