Mayoritas Gen Z Indonesia Masih Memilih Metode Pembayaran COD

Partisipasi Generasi Z terhadap ekonomi menjadi semakin signifikan karena mereka tengah menginjak usia produktif. Bisnis e-commerce perlu mengantisipasi gaya belanja Gen Z apabila ingin memenangkan hati mereka. Berdasarkan riset IDN Research Institute, sekitar 56% Gen Z cenderung memilih metode pembayaran COD atau cash on delivery. Namun, menerapkan COD bukan perkara mudah. Lebih lengkapnya, simak penjelasan di bawah ini!

Alasan dibalik tren pembayaran COD

Di tengah pesatnya pertumbuhan industri e-commerce, metode pembayaran COD masih menjadi pilihan utama bagi banyak konsumen di Indonesia. Meskipun berbagai teknologi pembayaran digital terus berkembang, COD tetap dibutuhkan karena dianggap lebih aman oleh sebagian masyarakat.

Skema pembayaran ini berperan penting dalam membangun kepercayaan konsumen dan mendukung kelancaran transaksi online, terutama bagi mereka yang belum sepenuhnya percaya pada metode pembayaran digital. Dengan COD, konsumen bisa membayar setelah barang diterima, sehingga mereka merasa lebih tenang dan terlindungi. Melansir dari Kontan, terdapat sejumlah faktor yang menjadikan pembayaran COD tetap digemari pembeli di Indonesia, di antaranya:

• Menjangkau Masyarakat Unbanked: Banyak masyarakat di Indonesia belum memiliki akses ke layanan perbankan. COD menjadi solusi praktis bagi mereka yang tidak bisa menggunakan pembayaran digital atau transfer bank.
• Mendukung Transisi Offline ke Online (O2O): COD membantu menjembatani konsumen yang terbiasa bertransaksi di toko fisik menuju belanja online. Mereka merasa lebih nyaman membayar langsung saat barang diterima di rumah.
• Masih Tingginya Penggunaan Uang Tunai: Di berbagai wilayah, terutama di luar kota besar, uang tunai masih menjadi alat pembayaran utama. COD mempermudah transaksi karena lebih sesuai dengan kebiasaan masyarakat di daerah tersebut.

Baca juga: CWO Gunakan MileApp untuk Tingkatkan Produktivitas

Tantangan pembayaran COD

Metode pembayaran Cash on Delivery (COD) memang menawarkan kenyamanan bagi konsumen. Namun di balik kemudahannya, ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi oleh pelaku bisnis, mulai dari risiko gagal bayar hingga efisiensi operasional. Berikut penjelasannya.

• Keamanan kas yang dipegang oleh kurir

Dari pengalaman klien MileApp, tidak sedikit ditemukan kasus di mana kurir melarikan uang hasil pembayaran COD dari pelanggan. Situasi seperti ini memang sulit untuk dicegah sepenuhnya, terutama dalam operasional skala besar yang melibatkan banyak tenaga lapangan. Namun demikian, risiko tersebut masih dapat diantisipasi melalui sistem kontrol yang ketat, pemantauan real-time, serta penerapan teknologi pelacakan yang membantu meminimalkan potensi kecurangan di lapangan.

• Konsolidasi kas yang diserahkan oleh kurir

Kas yang diserahkan oleh kurir harus sesuai dan sejumlah dengan nilai yang tertera dalam daftar transaksi yang menjadi tanggung jawabnya. Untuk memastikan hal ini berjalan dengan benar, diperlukan tingkat ketelitian tinggi dari pihak kurir maupun tim administrasi. Selain itu, dibutuhkan pula alur bisnis proses yang dirancang secara sistematis dan mendukung transparansi dalam setiap tahapnya.

Dengan adanya proses yang terstruktur, validasi data yang akurat, serta pencatatan transaksi secara real-time, perusahaan dapat menjamin konsolidasi kas yang lebih akurat, mengurangi potensi selisih, dan meminimalisir risiko penyalahgunaan dana di lapangan.

• Pengembalian barang tidak sesuai

Masalah yang kerap muncul dalam sistem pembayaran COD adalah penolakan dari pelanggan untuk membayar pesanan ketika barang yang diterima dalam kondisi rusak, cacat, atau tidak sesuai dengan pesanan mereka. Situasi ini tidak hanya menghambat proses pembayaran, tetapi juga dapat menurunkan tingkat kepercayaan pelanggan terhadap layanan pengiriman maupun brand itu sendiri.

Oleh karena itu, akan menjadi nilai tambah yang signifikan apabila bisnis proses dilengkapi dengan sistem retur pengiriman yang jelas, cepat, dan mudah dilakukan. Dengan adanya kebijakan retur yang terintegrasi, pelanggan merasa lebih terlindungi dan dihargai, sementara perusahaan dapat menjaga reputasi, meningkatkan kepuasan pelanggan, serta meminimalkan kerugian operasional akibat barang yang ditolak.

Baca Juga: MileApp dan JNE Bersinergi Perkuat Logistik Indonesia

Solusi MileApp menghadapi tantangan COD

Ketiga hal di atas merupakan tantangan umum yang dihadapi oleh bisnis e-commerce saat mengadopsi sistem pembayaran COD. Untuk mengantisipasi masalah tersebut, Anda dapat menggunakan aplikasi manajemen pengiriman seperti MileApp, yang dilengkapi dengan berbagai fitur unggulan berikut:

• Real-time tracking

Meskipun tidak dapat mencegah kecurangan oleh kurir, fitur ini dapat mengantisipasi apabila terjadi indikasi kecurangan. Admin dapat menulusuri keberadaan kurir lewat map yang disediakan oleh MileApp.

• Manajemen COD

MileApp memiliki kapabilitas manajemen COD yang berfungsi untuk mencatat nominal yang terutang di transkasi dan kas yang dipegang oleh kurir setelah pengiriman selesai. Fitur ini memudahkan dan mempercepat proses konsolidasi.

• Manajemen Retur

Aplikasi mobile MileApp juga dapat memenuhi kebutuhan manajemen retur. Apabila ada barang yang dikembalikan oleh pelanggan, kurir dapat memperbarui transaksi atau order secara langsung via mobile. MileApp akan memperbarui total COD yang harus dibayar pelanggan dan memberikan notifikasi pada admin terkait perubahan tersebut.

Baca juga: Kegiatan Pengiriman WarPin Kini Semakin Lancar dengan Platform Terintegrasi

COD memang bukan layanan yang dapat diimplementasikan dengan mudah. Akan tetapi, dengan aplikasi dan infrastruktur yang tepat, layanan tersebut jadi lebih mudah diterapkan. MileApp memiliki fitur seperti route optimization dan analytics dashboard yang dapat membantu bisnis Anda semakin berkembang. Yuk, pakai MileApp agar bisa #GoExtraMile. Isi formulir di bawah ini untuk coba gratis!

Sumber:

• idntimes.com
• kontan.co.id