Get in touch
By clicking the button below, you're agreeing with our privacy policy.
Thank you! Your submission has been received!
Oops! Something went wrong while submitting the form.

Perbedaan antara Cold Chain dan Supply Chain Konvensional

Perbedaan antara Cold Chain dan Supply Chain Konvensional

Sebagai bagian integral dari rantai pasokan, baik cold chain maupun supply chain yang bergerak secara konvensional berperan penting dalam mengantarkan produk dari produsen ke konsumen akhir. Keduanya beroperasi dengan prinsip masing-masing yang sangat berbeda, meskipun sama-sama bagian dari rantai pasok. Jika dipahami, dari pengertian dasar dari cold chain dan supply chain pun berbeda, begitu pula dengan kelebihan dan kekurangannya. Ini perbedaan cold chain dan supply chain yang dapat Anda ketahui.

Pengertian Cold Chain dan Supply Chain

[caption id="attachment_4331" align="aligncenter" width="700"]

ilustrasi kendaraan coldchain sedang terparkir

Ilustrasi jenis kendaraan cold chain dan supply chain (pinterest.com)[/caption]Supply chain atau rantai pasokan konvensional adalah sistem umum yang digunakan dalam distribusi produk di berbagai industri. Hal ini melibatkan pergerakan produk dari produsen ke distributor, lalu ke pedagang grosir, dan akhirnya ke toko-toko ritel atau pelanggan akhir. Sedangkan, cold chain atau yang sering disebut juga rantai dingin adalah sistem rantai pasokan yang dikhususkan untuk mengendalikan suhu produk yang sangat rentan terhadap perubahan suhu. Produk-produk seperti makanan beku, obat-obatan, vaksin, bahan kimia, dan barang-barang lain yang harus disimpan dan didistribusikan pada suhu yang sangat rendah atau terkendali biasanya yang ditempatkan dalam cold chain. Adanya cold chain memastikan produk tetap dalam kondisi yang tepat sepanjang perjalanan dari produsen hingga pelanggan akhir. Di sisi lain, supply chain tidak terbatas pada produk yang memerlukan kontrol suhu khusus, sehingga mencakup beragam produk mulai dari pakaian hingga barang elektronik.Baca juga: Mengoptimalkan Supply Chain Farmasi: Meningkatkan Efisiensi melalui Optimalisasi Rute

Kelebihan dan Kekurangan Cold Chain

[caption id="attachment_4329" align="aligncenter" width="700"]

salah satu kerja sednag menggunakan kendaraan dalam cold storage

ilustrasi pekerja memasuki cold storage(Pinterest.com)[/caption]Keberhasilan proses cold chain bergantung pada penanganan dan penyimpanan barang sensitif suhu yang tepat, serta koordinasi yang efektif antara seluruh pemangku kepentingan dalam rantai pasokan. Proses kerja rantai dingin tersebut dapat mengehasilkan kelebihan sekaligus kekurangan bagi produk, berikut selengkapnya. Baca juga: Bagaimana Cara Mengoptimalkan Cold Chain Logistics? Simak Ini!

Kelebihan

  • Peningkatan kualitas dan keamanan produk

Manajemen cold chain memastikan pelestarian kualitas dan keamanan produk dengan mempertahankan kontrol suhu yang tepat di seluruh rantai pasokan. Ini dilakukan untuk mengurangi risiko pembusukan, degradasi atau kontaminasi, sehingga sangat penting dalam industri farmasi dan biologi untuk menjaga kemanjuran produk.

  • Peningkatan efisiensi dan penghematan biaya

Tidak hanya menjaga kualitas dan keamanan produk, cold chain juga meningkatkan efisiensi dan penghematan biaya. Hal ini dilakukan dengan mengurangi limbah dan pembusukan, mengurangi biaya pembuangan, meminimalkan penarikan produk, dan menyederhanakan rantai pasokan, sehingga menurunkan biaya distribusi dan meningkatkan keuntungan.

  • Peningkatan kepuasan pelanggan

Dengan memastikan produk dikirim dalam kondisi baik, pelanggan dapat yakin terhadap kualitas dan keamanan produk yang dibelinya. Hal ini dapat meningkatkan loyalitas pelanggan dan bisnis yang berulang. Selain itu, dengan meningkatkan efisiensi rantai pasokan, pelanggan dapat menerima produk mereka lebih cepat dan lebih andal, sehingga menghasilkan kepuasan yang lebih besar.

  • Kepatuhan terhadap peraturan

Dalam industri seperti farmasi dan biologi, manajemen rantai dingin menjadi persyaratan. Kepatuhan terhadap protokol pengendalian suhu memastikan kepatuhan terhadap peraturan, menghindari denda dan penalti, sementara manajemen cold chain yang efektif menunjukkan komitmen terhadap kualitas dan keselamatan, meningkatkan reputasi dan daya saing.

Kekurangan

Di sisi lain, cold chain juga berjalan dengan beberapa kekurangan sebagai berikut, dilansir dari ritehite:

  • Pintu pendingin atau freezer rusak

Pintu pendingin dan freezer yang rusak adalah salah satu masalah paling umum yang dihadapi fasilitas penyimpanan dingin. Dampak awal dari rusaknya pintu freezer adalah tidak dapat menahan suhu yang ditentukan.Jika tidak ditangani, dampak langsung dari kerusakan pada pintu ini bisa mengakibatkan produk rusak. Namun, hal ini juga dapat menyebabkan beberapa masalah umum lainnya dalam rantai dingin yang dapat memengaruhi keselamatan pekerja hingga kepuasan konsumen.

  • Kondensasi

Penumpukan kondensasi pada pendingin dan freezer merupakan masalah umum pada fasilitas yang pengoperasiannya mencakup proses dingin dan hangat. Produk dapat menghasilkan kelembapan berlebih jika berpindah dari satu suhu ke suhu berikutnya terlalu cepat. Hal ini dapat menyebabkan permukaan licin sehingga berdampak pada pekerja, serta pemalsuan produk yang dapat menimbulkan risiko kesehatan bagi konsumen.

  • Pertumbuhan mikroba di freezer

Masalah umum lainnya pada freezer industri adalah tumbuhnya jamur dan lumut. Suhu yang salah diatur atau pintu freezer yang rusak dapat menyebabkan masalah ini. Namun, jika dirawat dengan baik, dinding freezer akan meminimalkan sarang mikroba dan penumpukan partikulat.

  • Paparan panas yang berlebihan

Terkadang masalah terjadi bahkan sebelum barang yang sensitif terhadap suhu sampai ke freezer atau pendingin. Paparan suhu luar yang hangat dalam waktu lama selama bongkar muat merupakan masalah umum yang dapat menurunkan kualitas makanan, obat-obatan, dan barang lainnya yang bergantung pada suhu.

Kelebihan dan kekurangan supply chain

[caption id="attachment_6145" align="alignnone" width="800"]

supply chain

Ilustrasi rantai pasok (Pinterest.com)[/caption]Dengan pemahaman yang lebih baik tentang kelebihan dan kekurangan supply chain, bisnis dapat mengambil langkah-langkah yang lebih cerdas dalam merancang dan mengelola rantai pasokan. Ini beberapa kelebihan dan kekurangannya dilansir dari commercemates. Baca juga: Pentingnya Efesiensi Supply Chain dalam Bisnis FMCG

Kelebihan

Supply chain konvensional memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut:

  • Hemat biaya

Keuntungan pertama dan utama dari rantai pasokan adalah membantu perusahaan dalam mencapai efisiensi biaya karena dapat menurunkan berbagai biaya seperti biaya transportasi, pergudangan, biaya pengemasan, mengurangi pemborosan dengan pengiriman barang yang tepat waktu dan lain sebagainya. Hal ini pada akhirnya membantu perusahaan dalam mencapai efisiensi biaya yang pada akhirnya meningkatkan profitabilitas perusahaan.

  • Bermanfaat dalam mengidentifikasi area masalah

Tanpa adanya supply chain konvensional yang tepat, perusahaan akan kesulitan menemukan area masalah karena setiap departemen akan berpotensi mempengaruhi departemen lain atas kegagalannya, namun karena ini perusahaan dapat mengidentifikasi area masalah di perusahaan yang menyebabkan profitabilitas dan reputasi perusahaan terpukul.Oleh karena itu, misalnya, departemen produksi memproduksi barang tepat waktu tetapi karena sikap departemen pengiriman yang mungkin tidak bersemangat, barang tidak sampai ke pelanggan akhir tepat waktu, maka manajemen rantai pasokan dapat dengan mudah mengidentifikasi area masalah yaitu departemen pengiriman dan karenanya dapat mengambil tindakan terhadap orang-orang yang bersangkutan.

  • Kepuasan pelanggan

Karena tugas utama dari manajemen ini adalah memastikan bahwa barang sampai ke pelanggan tepat waktu, hal ini menghasilkan kepuasan pelanggan yang dapat membuat perusahaan menjadi puas. Jika pelanggan puas, maka mereka dapat membawa bisnis ini kepada pelanggan lain yang potensial dari review baik.

Kekurangan

  • Kurangnya kordinasi antar berbagai departemen

Kekurangan terbesar dari rantai pasokan adalah hal ini hanya dapat berjalan jika terdapat koordinasi yang baik antara semua departemen di perusahaan. Jika departemen sulit berkomunikasi, maka sistem ini akan gagal.

  • Rumit

Karena melibatkan banyak departemen, terkadang hal ini dapat menjadi rumit dan dapat menghambat kerja normal perusahaan, sehingga seringkali supply chain management konvensional melibatkan pihak ketiga agar perushaaan dapat melanjutkan inti bisnis.

  • Butuh pekerja profesional dan berpengalaman

Supply chain management membutuhkan staf yang profesional dan terlatih untuk melaksanakan manajemen rantai pasokan dengan benar. Untuk merekrut staf profesional, perusahaan perlu mengeluarkan budget, yang mana sering menjadi alasan mengapa perusahaan kecil jarang menggunakan manajemen rantai pasokan sebagai biaya penerapannya. Memanfaatkan pihak ketiga lebih menguntungkan dalam hal ini.Dari ulasan kelebihan dan kekurangan antara cold chain dan supply chain, dapat diketahui bahwa kedua jenis rantai pasokan ini memiliki peran yang sangat penting dalam menyediakan barang-barang yang kita butuhkan setiap hari. Mereka memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, tergantung pada jenis produk dan kebutuhan bisnis. Dalam praktiknya, banyak bisnis yang harus mempertimbangkan gabungan dari keduanya untuk memenuhi persyaratan mereka. Oleh karenanya, penting untuk terus memantau dan memperbarui strategi rantai pasokan Anda sesuai dengan perkembangan teknologi dan perubahan pasar. Dengan MileApp Anda dapat melakukan pembaruan strategi rantai pasok dan memantaunya secara real-time. Coba MileApp sekarang agar Anda #GoExtraMile, klik sign up di sini. Sumber:

  • Ifssac.com
  • Ritehite.com
  • linamasa.com