Get in touch
By clicking the button below, you're agreeing with our privacy policy.
Thank you! Your submission has been received!
Oops! Something went wrong while submitting the form.

Peran Sales Force Automation (SFA) Meningkatkan Penjualan dengan Analisis Data

Peran Sales Force Automation (SFA) Meningkatkan Penjualan dengan Analisis Data

Strategi penjualan yang efektif menjadi kunci utama untuk memastikan kesuksesan perusahaan. Salah satu alat yang semakin mendapat perhatian dalam meningkatkan penjualan adalah Sales Force Automation (SFA). 

SFA bukan hanya tentang otomatisasi proses penjualan, tetapi juga merupakan sumber data yang dapat dianalisis untuk mengoptimalkan kinerja penjualan, sehingga perusahaan yang mengadopsi teknologi SFA memiliki kesempatan untuk dapat mengalami peningkatan penjualan yang lebih signifikan dibandingkan dengan yang tidak menggunakan platform tersebut. 

Dilansir dari penelitian McKinsey, perusahaan yang memanfaatkan analisis data penjualan memiliki kemungkinan 23 kali lebih tinggi untuk mencapai keunggulan dalam pertumbuhan pendapatan dibandingkan dengan yang tidak menggunakan pendekatan tersebut. Untuk mengenal lebih dalam peran SFA dalam meningkatkan penjualan dengan analisis data, berikut ulasan yang dapat Anda simak!

1. Pemantauan aktivitas penjualan

Sales Force Automation (SFA)
Ilustrasi hasil analisis data penjualan dari Sales Force Automation (SFA) (pexels.com)

Peran SFA dalam meningkatkan penjualan melalui analisis data dapat meningkatkan pemantauan real-time terhadap aktivitas penjualan, sehingga mamput memberikan visibilitas yang lebih baik terhadap langkah-langkah yang diambil oleh tim penjualan. Nantinya, hal ini akan membantu manajemen untuk lebih responsif terhadap perubahan pasar dan peluang bisnis baru.

Studi yang dilakukan oleh Harvard Business Review menegaskan bahwa pemantauan real-time terhadap aktivitas penjualan melalui SFA memberikan keunggulan kompetitif. Data yang terkumpul membantu manajer penjualan memahami tingkat produktivitas tim, menilai performa individu, dan merespons dinamika pasar dengan cepat. 

Dengan demikian, perusahaan dapat mengidentifikasi peluang bisnis yang baru dan merespon perubahan pasar dengan lebih adaptif.

Baca juga: langkah-langkah Memantau Penjualan Lapangan yang Efektif

2. Analisis performa salesperson

seseorang sedang berdiskusi langsung
Ilustrasi performa sales dari Sales Force Automation (SFA) (pexels.com)

Melalui data yang terkumpul, SFA dapat memberikan gambaran tentang kinerja masing-masing anggota tim penjualan. Teknologi ini jua membantu perusahaan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan individual, sehingga pelatihan dan pengembangan dapat disesuaikan dengan kebutuhan spesifik.

Menurut penelitian oleh Sales Management Association, SFA efektif dalam menganalisis performa salesperson. Data yang terkumpul akan menampilkan tingkat konversi, waktu penyelesaian transaksi, dan kepuasan pelanggan. 

Data tersebut nantinya dianalisis hingga perusahaan dapat memberikan umpan balik yang lebih terarah kepada tim penjualan untuk memfasilitasi pelatihan yang lebih spesifik, sehingga dapat meningkatkan kinerja secara keseluruhan.

3. Pemetaan dan analisis rute penjualan

rute penjualan
Ilustrasi melihat rute penjualan dari Sales Force Automation (SFA) (Pexels.com)

Teknologi sales ini juga dapat melakukan pemetaan rute penjualan yang efisien, sehingga membantu mengoptimalkan perjalanan salesperson dan memastikan bahwa pelanggan potensial dijangkau dengan baik. Data rute penjualan ini nantinya dianalisis untuk memberikan wawasan tentang wilayah yang mungkin perlu perhatian lebih intensif.

Penelitian geospasial menunjukkan bahwa SFA memberikan kontribusi besar dalam pemetaan dan analisis rute penjualan. Integrasi data geografis dan aktivitas penjualan membantu perusahaan mengoptimalkan perjalanan tim penjualan. Penelitian oleh Gartner menyebutkan bahwa implementasi SFA dalam pemetaan rute penjualan dapat mengurangi biaya operasional dan meningkatkan efisiensi perjalanan hingga 20 persen. 

Baca juga: Optimasi Rute dengan Time Constraint

4. Manajemen stok dan persediaan

Sales Force Automation (SFA)
Ilustrasi manajemen stok melalui Sales Force Automation (SFA) (pexels.com)

Dengan kemampuan SFA untuk melacak penjualan dan persediaan produk, SFA membantu perusahaan untuk mengelola stok dengan lebih efektif. Hal ini dapat menghindarkan kekurangan atau kelebihan stok yang dapat berdampak negatif pada penjualan. Hasil penelitian dari Deloitte menunjukkan bahwa SFA berperan penting dalam manajemen stok dan persediaan. 

Integrasi data penjualan dengan informasi persediaan memungkinkan perusahaan untuk menghindari risiko overstock atau stockout. Dengan manajemen stok yang lebih efisien, perusahaan dapat mengoptimalkan siklus produksi dan menjaga kepuasan pelanggan melalui ketersediaan produk yang konsisten.

5. Penyusunan strategi penjualan

Sales Force Automation (SFA)
Ilustrasi strategi penjualan (pexels.com)

Data yang terkumpul oleh SFA menjadi dasar untuk merumuskan strategi penjualan yang lebih baik. Pemahaman mendalam tentang preferensi pelanggan, tren pasar, dan analisis pesaing membantu perusahaan membuat keputusan yang lebih cerdas.

Penelitian pasar yang dilakukan oleh Forrester menegaskan bahwa SFA memberikan dasar yang kuat untuk penyusunan strategi penjualan yang cerdas. Dengan pemahaman mendalam terhadap tren pasar dan kebutuhan pelanggan, perusahaan dapat merancang strategi penjualan yang lebih terfokus dan relevan. 

Dalam konteks ini, SFA bukan hanya menjadi alat operasional, tetapi juga katalisator dalam menciptakan strategi pertumbuhan jangka panjang.

6. Penyesuaian pemasaran

Sales force automation
Ilustrasi sales melakukan pemasaran (pexels.com)

Berdasarkan analisis data yang terkumpul, perusahaan dapat menyesuaikan strategi pemasaran mereka agar lebih sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Hal ini nantinya akan menciptakan pengalaman pelanggan yang lebih personal dan memuaskan. Selain itu, perusahaan juga akan dimudahkan dalam merancang campaign pemasaran yang lebih personal, meningkatkan retensi pelanggan, dan mengoptimalkan tingkat konversi.

7. Analisis ROI kegiatan penjualan

seseorang sedang mneghitung koin
Ilustrasi Return of Investment (ROI) (pexels.com)

Peran SFA lainnya adalah memberikan kemampuan untuk menganalisis Return on Investment (ROI) dari setiap kegiatan penjualan. Teknologi ini membantu perusahaan mengidentifikasi strategi yang paling efektif dan mengalokasikan sumber daya dengan bijak.

Studi kasus oleh Aberdeen Group menyoroti bahwa kemampuan SFA dalam menganalisis Return on Investment (ROI) menjadi faktor kritis dalam pengelolaan sumber daya. Dengan kemampuan ini, perusahaan dapat mengidentifikasi kegiatan penjualan yang memberikan ROI tertinggi dan mengalokasikan sumber daya secara lebih efektif. 

Hasil penelitian tersebut akan menjadi landasan bagi perusahaan untuk membuat keputusan investasi yang lebih cerdas.

Baca juga: 6 Aspek Penting Mengukur ROI dalam Distributor

Dengan mengetahui peran SFA tersebut Anda dapat menggabungkan teknologi ini strategi penjualan tidak hanya merupakan kebutuhan operasional tetapi juga investasi strategis dalam pertumbuhan bisnis. Data dan hasil penelitian yang terkumpul melalui SFA membuka peluang akan baru bagi perusahaan untuk meningkatkan produktivitas, mengoptimalkan strategi penjualan, dan tetap relevan dalam pasar yang berubah dengan cepat.

MileApp dengan teknologi terkini dalam pengelolaan penjualan dan analisis data dalam hal ini dapat menjadi mitra ideal bagi perusahaan yang ingin memaksimalkan keuntungan dari SFA. Dengan fitur-fitur canggih seperti route optimization, analisis performa, dan pemantauan aktivitas real-time, MileApp memberikan solusi yang mendukung setiap aspek strategi penjualan yang didasarkan pada data. Sign up MileApp sekarang agar bisnis Anda #GoExtraMile.

Sumber:

  • Gartner.com
  • Aberdeen.com 
  • Deloitte.com
  • hbr.org