Get in touch
By clicking the button below, you're agreeing with our privacy policy.
Thank you! Your submission has been received!
Oops! Something went wrong while submitting the form.

Supply Chain: Pengertian, Fungsi, dan Tahapan

Supply Chain: Pengertian, Fungsi, dan Tahapan

Istilah supply chain bukan lagi asing dalam dunia bisnis. Dalam bahasa Indonesia, kita mengenalnya dengan istilah rantai pasok. Supply chain adalah salah satu instrumen yang tidak bisa diabaikan dalam mengelola suatu usaha. Pengusaha harus mampu mengelola pasokan produk agar tetap kompetitif dan hemat. Inilah salah satu peran yang akan dijalankan melalui rantai pasok. Lantas, apa yang dimaksud dengan supply chain secara spesifik? Berikut penjelasannya:

Pengertian Supply Chain

[caption id="attachment_4659" align="aligncenter" width="700"]

 Ilustrasi Supply Chain

Ilustrasi Supply Chain (Sumber: Pixabay) [/caption]Supply chain adalah suatu jaringan yang menghubungkan perusahaan dan pemasok mulai dari proses produksi hingga distribusi. Artinya, menjembatani produk perusahaan mulai dari pembuatan hingga sampai ke tangan customer/pembeli. Supply chain adalah proses pasokan produk yang melibatkan banyak sekali pihak dan kegiatan. Tepatnya adalah entitas hingga sumber daya. Apa saja yang terlibat dalam entitas? Entitas yang ikut andil dalam supply chain (rantai pasok) yakni perusahaan, gudang, vendor, produsen, transportasi, distributor, hingga pengecer. Rantai pasok ini bermula dari beberapa unsur yang melibatkan beragam fungsi. Di antaranya adalah menerima dan memenuhi pesanan/permintaan pelanggan. Aktivitas rantai pasok mulai dari menghasilkan barang (produk) hingga distribusi sangat beragam. Dengan kata lain, proses tersebut melibatkan pengolahan bahan mentah menjadi bahan jadi (produk jadi). Setelah produk berhasil diciptakan, aktivitas supply chain belum berhenti. Masih ada beberapa kegiatan lain, yaitu membawa/mengangkut produk dan memasarkan/mendistribusikan ke customer akhir. Lalu, apa alasan utama sebuah perusahaan menerapkan supply chain bahkan mengembangkannya? Salah satunya adalah untuk mempertahankan kesuksesan dan selalu kompetitif dalam dunia bisnis. Dalam proses pengelolaan/manajemen, rantai pasok (supply chain) menjadi langkah yang begitu penting. Kenapa? Ini karena pengoptimalan dapat menciptakan siklus produksi yang cepat dan biaya yang rendah. Sebenarnya, perusahaan juga membutuhkan manajemen supply chain. Rantai ini sangat mempengaruhi perkembangan bisnis. Terlebih, akt8vitas di dalamnya juga tidak asal melibatkan keahlian dan keterampilan. Profitabilitas bisa meningkat dan pengeluaran biaya bisa rendah apabila manajemen supply chain berjalan baik dan efektif. Ketika ada satu saja kegiatan yang mengalami kendala, maka sisa kegiatannya juga akan ikut terpengaruh.Artinya, rantai pasok membutuhkan pengelola serta pemasok yang andal. Dengan begitu, proses distribusi akan berjalan baik dan menguntungkan. Sebagai contoh, produsen mengolah bahan mentah menjadi pakaian. Perusahaan tentu harus mengeluarkan biaya sebagai upah tenaga kerja dan kebutuhan produksi. Setelah itu, produk yang sudah jadi akan dikemas dan didistribusikan dengan baik dan tepat. Jika sudah seperti ini, kepercayaan pelanggan akan tumbuh. Perusahaan juga mendapatkan keuntungan yang berlipat. Baca juga: 10 Cara Menetapkan Target Penjualan Secara Strategis di Industri FMCG

Fungsi dari Supply Chain

[caption id="attachment_4660" align="aligncenter" width="700"]

Ilustrasi Supply Chain dalma Bisnis

Ilustrasi Supply Chain dalam Bisnis. (Sumber: Pixabay) [/caption]Supply chain membantu perusahaan untuk menjalankan perencanaan yang pas dan strategis. Sehingga, perusahaan akan mengetahui secara otomatis target pasar yang tepat. Setelah itu, perusahaan bisa melakukan perencanaan lebih lanjut. Dalam arti lain, supply chain mendorong perusahaan untuk melaksanakan pengelolaan strategis. Tentu saja, tujuannya adalah untuk mengembangkan usaha tersebut. Sebagaimana penjelasan sebelumnya, perusahaan harus melewati serangkaian aktivitas. Di sinilah fungsi supply chain sesungguhnya. Supply chain adalah rangkaian proses yang berfungsi untuk membantu perusahaan mengamati, memahami, serta menjalankan tiap tahapan yang ada. Dengan begitu, perusahaan bisa terus bersaing secara sehat dalam dunia industri. Supply chain juga membantu untuk menentukan strategi serta solusi terbaik. Ini memungkinkan minimnya pengeluaran tanpa adanya pengurangan kualitas produk. Misalnya, perusahaan mencari/menemukan partner baru yang lebih layak dan menguntungkan. Yang pasti, hal tersebut sangat penting bagi perusahaan. Bagaimanapun juga, setiap perusahaan menginginkan untung yang tinggi tanpa mengeluarkan banyak biaya dan tetap mempertahankan kualitas barang. Secara rinci, ada beberapa fungsi lain yang lebih spesifik dari rantai pasok. Fungsi-fungsi tersebut antara lain:

  1. Untuk memenuhi pesanan dan permintaan pasar
  2. Meningkatkan kecepatan kinerja dalam merespon permintaan customer
  3. Memahami level kepuasan pelanggan terhadap barang yang telah diproduksi dan didistribusikan
  4. Memfasilitasi perencanaan dan kesuksesan finansial
  5. Menjembatani dan membangun jaringan yang baik serta solid
  6. Mempercepat waktu pengangkutan/pengiriman produk
  7. Memperlancar cash flow
  8. Meningkatkan kualitas dalam memproduksi barang

Baca juga:Cara Memilih Distribution Management System yang Tepat untuk Bisnis Anda

Tahapan-tahapan dalam Supply Chain

[caption id="attachment_4661" align="aligncenter" width="704"]

Ilustrasi melangkah atau bertahap. (Sumber: Pixabay) [/caption]Sebagaimana keterangan dalam poin-poin sebelumnya adalah instrumen perusahaan yang melibatkan berbagai tahapan. Tahapan atau proses supply chain terbagi menjadi dua berdasarkan jenis bisnis, yaitu:

Tahapan Supply Chain pada Perusahaan Umum

Pada perusahaan secara umum, ada 6 tahap supply chain. Di antaranya adalah:

1. Bahan Baku

Tahap yang paling awal dalam rantai pasok tentu saja bahan baku. Tahap ini bertujuan untuk menentukan barang baku yang tepat dalam kebutuhan proses produksi. Pemilihan bahan baku tidak boleh asal. Perusahaan harus menyesuaikan kualitas dan kuantitas bahan dengan target pasar.

2. Supplier

Setelah memilih bahan baku, selanjutnya adalah mengirimkan bahan tersebut ke pihak supplier. Pengirimannya tentu saja melalui partner logistik. Pada proses ini, supplier mengolah bahan mentah yang sudah didapat. Setelah itu, supplier akan menjualnya ke berbagai perusahaan secara grosir.

3. Pabrik

Bahan baku akan sampai di tangan pabrik. Pabrik inilah yang akan mengola bahan tersebut menjadi bahan jadi (hasil produksi).

4. Distribusi

Setelah barang sudah jadi, tentu pabrik tidak tinggal diam. Tugas selanjutnya adalah mengedarkan barang tersebut ke pengecer atau retail.

5. Retailer

Lalu, apa tugas retailer? Tentu saja memasarkan produk yang diterima kepada para pelanggan. Dengan begitu, semua pihak sama-sama untung.

6. Pelanggan

Yang terakhir adalah pelanggan menerima barang produksi. Namun, operasi perusahaan tetap harus jalan. Ketika barang sudah tersebar ke customer, perusahaan masih harus bergerak untuk memproduksi kembali. Sebagaimana tahapan-tahapan sebelumnya, perusahaan harus memasarkan barang dan sampai ke pelanggan terakhir. Jadi, proses di atas akan terus berulang. Ketika proses tersebut masih berjalan dengan baik, artinya, semua pihak memang memperoleh profit yang bagus. Baca juga:5 Cara Menyederhanakan Bisnis dengan Distribution Management System

Tahapan Supply Chain pada Perusahaan E-commerce

[caption id="attachment_4662" align="aligncenter" width="743"]

Ilustrasi ecommerce

Ilustrasi ecommerce. (Sumber: Pixabay) [/caption]Bagaimana dengan tahapan supply chain pada E-commerce? Tahapan tersebut antara lain:

1. E-commerce

Yang pertama adalah E-commerce. Pada tahap ini, pelaku usaha menjajakan produk melalui media e-commerce. Misalnya, aplikasi jual beli (belanja), sosial media, situs web, dan sebagainya. Di sini, konsumen tidak perlu jauh-jauh mendatangi toko. Mereka bisa melihat barang di e-commerce dan membelinya. Tentunya, transaksi berjalan via online.

2. Pemesanan Produk

Di sini, konsumen memesan barang yang sudah sesuai dengan keinginan atau kebutuhan. Mereka mengikuti alur sesuai media e-commerce yang disediakan penjual. Untuk transaksi/pembayarannya juga beragam. Biasanya, penjual menawarkan via bank, COD, dan sebagainya.

3. Gudang

Setelah mendapatkan pemesanan produk, penjual menghubungi pihak gudang. Ini karena pada umumnya, stok barang pelaku usaha e-commerce memang tersedia di gudang. Dalam hal ini, pihak gudang harus memantau dna memastikan bahwa persediaan barang masih ada. Dengan begitu, proses pengiriman dapat dilaksanakan dengan cepat.

4. Pengiriman

Pada tahap pengiriman, pelaku usaha umumnya bekerja sama dengan partner logistik. Barang akan langsung diangkut menuju alamat konsumen tanpa melalui retailer atau distributor.

5. Pelanggan

Yang terakhir adalah pelanggan. Di tahap ini, pelanggan telah menerima barang yang sebelumnya dipesan. Ketika konsumen suka dan puas dengan pengalaman belanjanya, mereka cenderung mengulangi proses tersebut di toko e-commerce yang sama. Poinnya adalah rantai pasok yang memfasilitasi perusahaan untuk terus beroperasi, baik produksi maupun distribusi. Jika demikian, perusahaan akan terus mendapat keuntungan, begitu juga dengan kepuasan konsumen. Baca juga: Mengoptimalkan Suppy Chain Farmasi: Meningkatkan Efisiensi Melalui Optimalisasi RuteOh iya, kami juga ingin mengajak Anda untuk mendaftar di MileApp sekarang untuk mengendalikan bisnis Anda, mengoptimalkan operasional dan mencapai kesuksesan yang tak tertandingi.Kunjungi situs web kami untuk mempelajari lebih lanjut tentang MileApp dan mulailah perjalanan Anda menuju manajemen operasional lapangan yang mulus. Jangan lewatkan kesempatan yang akan mengubah permainan ini – berdayakan pekerja Anda, tingkatkan produktivitas, dan transformasikan bisnis Anda dengan MileApp!Sumber:

  • techtarget.com
  • mckinsey.com