Get in touch
By clicking the button below, you're agreeing with our privacy policy.
Thank you! Your submission has been received!
Oops! Something went wrong while submitting the form.

Six Sigma dalam Logistik, Apakah Berlaku?

Six Sigma dalam Logistik, Apakah Berlaku?

Dalam menjalani suatu bisnis, tentu kesalahan dan segala risikonya menjadi salah satu hal yang sangat ingin dihindari. Hal ini berlaku pula pada sektor logistik, di mana pengiriman dan segala halnya dipastikan dapat terlaksana dengan tepat. Salah satu metodologi yang dapat dipakai untuk membuat bisnis berjalan dengan kualitas yang baik adalah Six Sigma. Namun, apakah metodologi ini berlaku dalam sektor logistik? Berikut ulasan yang dapat Anda pahami.

Apa Itu Six Sigma?

[caption id="attachment_4711" align="aligncenter" width="700"]

Six Sigma (6sigma.us)

Six Sigma (6sigma.us) [/caption]Dilansir dari American Society of Quality, Six Sigma adalah sebuah alat yang dipakai perusahaan untuk meningkatkan performa dan menurunkan risiko kesalahan. Secara bahasa, “Six” berarti 6 dan "sigma" berarti standar deviasi atau salah satu ukuran sebaran data dalam ilmu statistika. Metodologi ini berasal dari kurva lonceng dalam statistika, di mana sigma melambangkan satu standar deviasi dari mean atau rata-rata. Semakin tinggi nilai sigma, maka akan semakin kecil kemungkinan cacat sebuah proses bisnis. Awalnya Six Sigma digunakan dalam proses manufaktur, dan kemudian diterapkan secara luas dalam proses bisnis lainnya. Baca Juga: Bagaimana Pengiriman Same day Mengubah Bisnis Ritel

Manfaat Six Sigma

Bagi perusahaan, metodelogi Six Sigma yang berhasil akan memberikan beberapa manfaat sebagai berikut:

  • Menciptakan proses bisnis yang lancar

Six Sigma jadi metode kunci bagi perusahaan untuk melakukan terobosan dalam menciptakan strategi produksi terbaik, sehingga dapat menciptakan kesuksesan bagi perusahaan yang bersifat terus-menerus dan cenderung stabil.

  • Menjadi nilai lebih di mata konsumen

Untuk menciptakan mutu yang lebih baik sehingga bernilai tinggi bagi konsumen, bahkan menjadi satu-satunya pilihan konsumen, Six Sigma bisa diterapkan. Hal ini bisa dicapai dengan mempelajari perspektif dan perilaku konsumen terhadap bisnis tersebut.

  • Mempercepat proses evaluasi

Perbaikan proses produksi akan menjadi lebih cepat dan terjaga melalui metode Six Sigma. Perbaikan ini penting dalam usaha mencukupi desakan konsumen.

  • Membentuk acuan standar

Dengan persentase keberhasilan yang cukup tinggi, Six Sigma bisa menjadi standar baru bagi siapapun yang terlibat agar memperbaiki kemampuannya.

  • Sarana menyusun strategi

Perubahan strategis dari mulai memperkenalkan produk baru, menjalin kerja sama baru, memasuki pasar baru, dan lain sebagainya bisa menjadi manfaat dari penerapan Six Sigma bagi perusahaan. Metode Six Sigma ini bisa dirasakan maksimal apabila dalam implementasinya didukung baik oleh top level, kerja tim yang solid, program training yang tepat, alat ukur terbaru, hinga etos kerja yang baik.

Metode dalam Six Sigma

[caption id="attachment_4710" align="aligncenter" width="700"]

Six Sigma (sixsigma-institute.org)

Six Sigma (sixsigma-institute.org) [/caption]Untuk menerapkan Six Sigma, perlu metode yang menjadi pedoman perusahaan. Berikut ini dua metode Six Sigma yang dapat diketahui sebagai berikut:DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control)DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control) dapat diartikan menjadi menentukan, mengukur, menganalisis, meningkatkan dan mengontrolnya. DMAIC merupakan metode yang bersifat data-driven di mana digunakan untuk mengembangkan produk atau layanan yang sudah ada untuk meningkatkan kepuasan konsumen.

  • Define (Definisi)

Langkah ini melibatkan mendefinisikan secara jelas masalah atau proses yang akan ditingkatkan. Tujuannya adalah mengidentifikasi lingkup proyek, memahami kebutuhan pelanggan, dan menetapkan tujuan yang jelas untuk perbaikan proses.

  • Measure (Pengukuran)

Setelah definisi yang jelas, langkah berikutnya adalah mengumpulkan data dan mengukur kinerja saat ini dari proses yang sedang dianalisis. Tujuannya adalah untuk memahami sejauh mana proses tersebut bekerja dan mengidentifikasi penyebab masalah atau variasi dalam proses.

  • Analyze (Analisis)

Setelah data terkumpul, langkah ini melibatkan analisis data secara mendalam untuk mengidentifikasi akar penyebab masalah atau variasi dalam proses. Teknik statistik dan alat analisis seperti diagram sebab-akibat, analisis regresi, dan analisis proses digunakan untuk menganalisis data dan mengidentifikasi faktor-faktor kunci yang mempengaruhi kinerja proses.

  • Improve (Perbaikan)

Setelah masalah dan penyebabnya teridentifikasi, langkah ini melibatkan merancang dan menerapkan solusi perbaikan yang efektif. Solusi ini didasarkan pada analisis data dan strategi yang ditujukan untuk menghilangkan penyebab masalah dan meningkatkan kinerja proses.

  • Control (Pengendalian)

Setelah perbaikan dilakukan, langkah terakhir adalah memastikan bahwa perubahan yang dilakukan berkelanjutan dan proses yang telah ditingkatkan tetap berjalan secara efektif. Langkah pengendalian melibatkan penerapan metode pengukuran dan pemantauan untuk memastikan bahwa kinerja proses tetap dijaga dan tidak kembali ke kondisi semula.

DMADV (Define, Measure, Analyze, Design, Validate)

Metode DMADV (Define, Measure, Analyze, Design, Validate) adalah suatu metode dalam Six Sigma yang bisa kamu gunakan untuk membuat desain atau mendesain ulang proses manufaktur produk baru.

  • Define (Definisi)

Langkah ini melibatkan mendefinisikan kebutuhan dan tujuan produk atau proses yang baru. Tujuannya adalah untuk memahami kebutuhan pelanggan, mengidentifikasi persyaratan yang spesifik, dan menetapkan tujuan yang jelas untuk desain produk atau proses baru.

  • Measure (Pengukuran)

Setelah definisi yang jelas, langkah berikutnya adalah mengumpulkan data dan mengukur kinerja saat ini dari produk atau proses yang ada. Tujuannya adalah untuk memahami kondisi awal yang akan menjadi dasar perancangan yang baru.

  • Analyze (Analisis)

Setelah data terkumpul, langkah ini melibatkan analisis data dan informasi yang ada. Tujuannya adalah untuk menganalisis data dan memahami penyebab masalah atau kegagalan yang ada, serta mengidentifikasi area perbaikan yang diperlukan dalam desain produk atau proses yang baru.

  • Design (Desain)

Langkah ini melibatkan perancangan dan pengembangan solusi baru berdasarkan analisis yang telah dilakukan. Tujuannya adalah untuk merancang desain produk atau proses baru yang memenuhi persyaratan pelanggan, mengurangi variabilitas, dan memperbaiki kinerja secara keseluruhan.

  • Validate (Validasi)

Langkah terakhir adalah validasi desain yang baru. Proses validasi melibatkan pengujian, evaluasi, dan verifikasi desain produk atau proses baru. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa desain baru sesuai dengan persyaratan, berkinerja baik, dan memenuhi harapan pelanggan.Baca Juga: Teknologi Image Recognition dalam Aplikasi Sales dan Distribusi

Six Sigma dalam Logistik

[caption id="attachment_4695" align="alignnone" width="1920"]

ilustrasi berjabat tangan sales lapangan (pinterest.com) [/caption]Mempraktikkan Six Sigma dalam operasi logistik dan rantai pasokan, akan menawarkan wawasan manajerial yang berharga ke dalam faktor kunci keberhasilan untuk meningkatkan operasi logistik. Ini mengingat bahwa Six Sigma bertujuan untuk mengurangi cacat, variasi, dan waktu, yang mana merupakan tulang punggung operasi logistik dan rantai pasokan. Selain itu, Six Sigma diterapkan untuk meningkatkan lingkungan kerja, mengarah ke produktivitas yang lebih tinggi, dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Dalam logistik, metode Six Sigma yang cocok untuk diterapkan adalah metode DMADV bisa menjadi metode yang cocok untuk Anda pilih kalau proses atau produksi yang saat ini kamu lakukan tidak memuaskan konsumen, meskipun kamu sudah melakukan optimasi sebelumnya.

Bagaimana cara menerapkan DMADV dalam logistik?

Prinsip-prinsip dan langkah DMADV dapat diterapkan dalam pengembangan dan perbaikan proses logistik. Menerapkan DMADV dalam logistik memungkinkan organisasi untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, menganalisis penyebab masalah, merancang solusi yang lebih baik, dan memvalidasi perbaikan yang diusulkan. Dengan pendekatan yang terstruktur dan berfokus pada perbaikan proses, organisasi dapat mencapai peningkatan kinerja logistik yang signifikan. Berikut adalah cara menerapkan DMADV dalam konteks logistik:Define (Definisi):

  • Identifikasi kebutuhan dan tujuan yang spesifik dalam pengembangan proses logistik baru.
  • Tentukan lingkup proyek dan kelompok sasaran yang akan dikejar dalam perbaikan proses logistik.

Measure (Pengukuran):

  • Kumpulkan data dan informasi terkait dengan proses logistik yang ada.
  • Identifikasi parameter pengukuran yang relevan, seperti waktu pengiriman, tingkat ketepatan pengiriman, efisiensi penggunaan sumber daya, dan biaya logistik.
  • Analisis data untuk memahami kinerja proses logistik yang ada dan mengidentifikasi area perbaikan yang diperlukan.

Analyze (Analisis):

  • Lakukan analisis mendalam terhadap data yang dikumpulkan untuk mengidentifikasi penyebab masalah atau kelemahan dalam proses logistik yang ada.
  • Identifikasi area perbaikan yang potensial dan faktor-faktor kritis yang mempengaruhi kinerja logistik.
  • Gunakan alat dan teknik analisis, seperti diagram sebab-akibat, analisis regresi, dan analisis nilai tambah, untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang proses logistik.

Design (Desain):

  • Berdasarkan analisis yang dilakukan, rancang dan kembangkan solusi desain baru untuk proses logistik.
  • Pertimbangkan perbaikan dalam hal perencanaan rute, pengelolaan persediaan, pemilihan transportasi yang efisien, penggunaan teknologi informasi, dan optimalisasi jaringan distribusi.
  • Pastikan bahwa desain baru memenuhi kebutuhan pelanggan, mengurangi variabilitas, dan meningkatkan kinerja logistik.

Validate (Validasi):

  • Uji dan evaluasi desain logistik yang baru.
  • Verifikasi apakah desain baru mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan memenuhi persyaratan pelanggan.
  • Lakukan pengujian di lapangan untuk menguji keefektifan dan kinerja desain baru dalam kondisi nyata.

Baca Juga: Masa Depan Industri Logistik dengan IoT: Tren dan PrediksiSecara keseluruhan, Six Sigma membuat perusahaan logistik dapat menjalankan proses logistiknya dengan efektif dan lebih terukur. Agar lebih optimal, gunakan MileApp sebagai alat pendukung, sehingga perusahaan dapat menerapkan prinsip-prinsip Six Sigma dengan lebih efektif dalam operasional logistik mereka. Hal ini dapat menghasilkan peningkatan efisiensi, pengurangan biaya, peningkatan kepuasan pelanggan, dan perbaikan kinerja secara keseluruhan. Coba MileApp dengan klik di sini sekarang!Sumber:

  1. Glints.com
  2. Ukirama.com
  3. Mashmoshem.co.id
  4. linkedin.com/pulse