.png)
Dalam era digital saat ini, industri logistik semakin mengadopsi teknologi Software as a Service (SaaS) untuk mengoptimalkan operasi mereka. Perkembangan ini menandai pergeseran besar dalam cara perusahaan logistik mengelola dan melacak inventaris, pengiriman, dan manajemen rantai pasok secara keseluruhan.
Lantas sejauh mana perkembangan teknologi SaaS ini mempengaruhi industri logistik? MileApp akan membahasnya lebih mendalam untuk Anda, mari simak dibawah ini.
Dalam perkembangan industri logistik, ada beberapa tahapan yang dimulai dari era pertama hingga sekarang ini yang telah memberikan dampak. berikut beberapa revolusinya yang dikutip dari berbagai sumber:
Pertama, logistik 1.0 adalah Jaringan logistik yang masih sangat sederhana dan belum terintegrasi bahkan kegiatan logistik sebagian besar masih manual. Seperti inbound dan outbound logistik masih menggunakan push delivery process atau sistem dorong sehingga Perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian material masih dilakukan secara manual dan insourcing.
Di era Logistik 2.0, sistem informasi terintegrasi memungkinkan perusahaan untuk melacak secara real-time setiap tahapan dalam rantai pasok mereka, mulai dari pengiriman bahan baku hingga distribusi produk jadi. Penggunaan sensor, IoT (Internet of Things), dan analisis big data memungkinkan prediksi permintaan yang lebih akurat, pengelolaan inventaris yang lebih efisien, dan identifikasi potensi masalah sebelum mereka timbul.
Revolusi industri logistik kini melangkah lebih jauh dengan konsep Logistik 3.0, yang dikenal sebagai digitalisasi logistik. Pada masa ini, jaringan logistik sudah menggunakan komputer untuk pengelolaan sumber daya.. Bukan hanya itu kegiatan intralogistics juga sudah otomatis seperti menggunakan mesin robot untuk penanganan material dengan rute yang terprogram serta sarana transportasi, pergudangan, dan inventory direncanakan, dilaksanakan, dan dijadwalkan dengan menggunakan software.
Lalu yang mulai berkembang saat ini adalah industri logistik 4.0. Pada fase ini internet memiliki peran yang cukup besar. Seperti stakeholder yang bisa terkoneksi dan berinteraksi menggunakan internet. Kegiatan inbound dan outbound pun mulai menggunakan internet, seperti sistem tracking dan tracing.
Terakhir, logistik 5.0 yang kini sedang dirasakan oleh banyak orang memang memiliki kecanggihan yang dapat membantu banyak orang. seperti kecerdasan buatan (AI), Internet of Things (IoT), dan big data untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Salah satu contoh konkret lainnya dalam bidang pendidikan yaitu penggunaan banyak e-learning hingga pelajaran yang menggunakan virtual reality.
Baca Juga: SaaS vs On-Premise: Tren dan Perbandingan
.webp)
Pada masa lalu, industri logistik seringkali bergantung pada perangkat lunak yang diinstal secara lokal di komputer atau server perusahaan. Namun, pendekatan ini seringkali memiliki beberapa kendala.
Pertama, memerlukan biaya awal yang besar untuk lisensi perangkat lunak dan perangkat keras yang diperlukan untuk menjalankannya. Kedua, pemeliharaan dan pembaruan perangkat lunak tersebut juga dapat menjadi tugas yang rumit dan mahal. Terakhir, akses ke perangkat lunak terbatas pada perangkat yang telah diinstal.
Namun, dengan munculnya teknologi SaaS, paradigma ini mulai berubah. SaaS memungkinkan perusahaan logistik untuk mengakses perangkat lunak melalui internet, tanpa perlu menginstal atau memelihara perangkat lunak secara lokal.
Maka dari itu, kunci menghadapi revolusi logistik 4.0 adalah menghadirkan teknologi baru yang inovatif, seperti manajemen rantai pasokan berbasis perkiraan. Dibutuhkan solusi untuk mengatasi masalah pengiriman dengan perencanaan, pengendalian, serta pemantauan. Atas dasar itu, penggunaan Software as a Service (SaaS) dalam aktivitas logistik, akan menjadi satu langkah yang tepat.
Di Indonesia sendiri, kehadiran teknologi SaaS logistik sangat berperan penting dalam pergerakan beberapa industri seperti Bank, industri farmasi dan kesehatan, F&B, FMCG, Retail, bisnis ekspedisi, industri transportasi, serta e-commerce. Hal ini terjadi karena adanya perubahan permintaan pasar di semua industri tersebut, sehingga perusahaan bisa sangat terbantu dengan lahirnya software logistik.
Baca Juga: Panduan Sederhana untuk Migrasi ke SaaS Software
Kemunculan startup SaaS di Indonesia bisa dibilang berkembang dan cukup signifikan. Hal ini didasari dengan kesadaran masyarakat akan penggunaan teknologi, terlebih pada saat masa pandemi. Pada saat itu, masyarakat seolah dipaksa oleh keadaan untuk mulai mengubah pola aktivitas dari yang biasa sebelumnya mereka lakukan, salah satunya yaitu penggunaan software dan aplikasi demi menjaga produktivitas.
Fenomena ini yang membuat MileApp, sebagai salah satu perusahaan yang membantu dalam mengelola tim lapangan Anda memiliki beberapa layanan canggih dengan teknologi SaaS pintar untuk menunjang seluruh proses distribusi logistik. Teknologi ini sudah menerapkan beberapa ciri industri 5.0 di sektor logistik.
Seperti penerapan sistem yang bisa memberikan gambaran detail secara real-time terhadap setiap proses yang dijalankan, route optimization yang memudahkan Anda dalam melakukan plan, monitor & execute field tasks in one place.
Ingin jadi bagian dari transformasi teknologi logistik 5.0 bersama MileApp? yu segera klik sign up disini, dan nikmati fitur-fitur canggih yang bisa membantu perusahaan Anda meraih kinerja terbaik.
Sumber:
comptia.org
mnp.ac.id
mile.app