MileApp
Logistics

Cara Mengelola Reverse Logistics dalam bisnis Cold Chain

Cara Mengelola Reverse Logistics dalam bisnis Cold Chain

Mengelola reverse logistics secara efisien dalam bisnis cold chain bukan hanya tentang menangani pengembalian. Namun, juga tentang menjaga kualitas produk yang sensitif terhadap suhu, mengurangi limbah, mematuhi peraturan, dan pada akhirnya meningkatkan kepuasan pelanggan. Hal ini penting tidak hanya untuk menjaga integritas cold chain Anda tetapi juga untuk melindungi reputasi industri. Perusahaan cold chain harus melakukan pendekatan reverse logistics sebagai bagian integral dari manajemen rantai pasok untuk memastikan produk sensitif terhadap suhu yang ditangani tetap aman, segar, dan mematuhi peraturan industri. Dilansir nShift, menurut laporan Accenture, secara keseluruhan pengembalian dapat mencapai hingga 20% dari total penjualan pengecer online, dan biaya pemrosesan pengembalian dapat berkisar antara 10-15% dari harga pokok penjualan. Oleh karenanya, hal ini perlu dioptimalkan, termasuk dalam cold chain. Lantas, bagaimana cara mengelola reverse logistics dalam bisnis cold chain? Berikut ulasan yang dapat Anda pahami.

1. Miliki kebijakan pengembalian

reverse logistics

Ilustrasi reverse logistics (unsplash.com)Mengoptimalkan reverse logistics dapat Anda mulai dengan kebijakan pengembalian yang jelas dan ramah pelanggan. Adanya kebijakan, membantu pelanggan memahami alur pengembalian yang pasti, sehingga proses reverse logistics bisa bekerja lebih efisien dalam bisnis cold chain. Kebijakan pengembalian ini perlu dikomunikasikan dengan jelas pada pelanggan. Pastikan pelanggan memahami langkah-langkah pengembalian produk, terutama saat menangani barang yang sensitif terhadap suhu.Baca juga: 6 Cara Meningkatkan Efisiensi dalam Pengelolaan Cold Chain

2. Menganalisis pengembalian untuk mengurangi biaya

Barang pengembalian

Ilustrasi barang pengembalian (unsplash.com)Data dapat menjadi alat yang ampuh untuk mengoptimalkan proses reverse logistics Anda. Dengan mengumpulkan dan menganalisis data pengembalian, Anda dapat mengidentifikasi tren dan pola yang dapat membantu Anda meningkatkan proses pengembalian dalam cold chain, sehingga mengurangi biaya, mengingat produk cold chain sangat sensitif.

3. Mengotomatiskan manajemen pengembalian

reverse logistics

Ilustrasi reverse logistics (unsplash.com)Mengotomatiskan manajemen pengembalian dapat membantu Anda memproses pengembalian dengan lebih cepat dan efisien. Cobalah untuk perangkat lunak manajemen tugas yang dapat secara otomatis menghasilkan melacak pengembalian dan input data terkait produk cold chain yang kembali. Dengan mengotomatiskan tugas-tugas ini, Anda dapat mengurangi waktu dan sumber daya yang diperlukan untuk memproses pengembalian sekaligus meningkatkan akurasi dan mengurangi risiko kesalahan.

4. Memiliki sistem pemantauan yang transparan

Visibilitas pada Cold Chain untuk Proses yang Lebih Efisien

Visibilitas pada Cold Chain (unsplash.com)Dalam bisnis cold chain, memantau produk harus dilakukan dengan cermat karena produk yang membutuhkan cold storage adalah tipe produk sensitif. Oleh karenanya, perlu diadakan visibilitas yang baik pada reverse logistics, perusahaan dapat menyoroti area yang memerlukan perbaikan, dan juga berdampak pada kualitas produk secara keseluruhan. Dilansir dari Supply Chain Brain, melacak semua aspek reverse logistics dapat membantu mengidentifikas suatu produk yang memerlukan perbaikan rumit atau suku cadang tambahan. Adanya pemantauan ketat, membantu pengecer memutuskan untuk berinvestasi pada suku cadang pengganti yang lebih murah, tidak lagi menyimpan produk, memasukkannya ke dalam daftar pengiriman drop, atau membuang produk sama sekali.Baca juga: Cara Mengukur Kinerja Pengiriman Cold Chain

5. Proses Return Merchandise Authorization (RMA)

fasilitas cold storage

ilustrasi pekerja maintenance cold storage (Freepik.com)Proses pengembalian yang lancar sangat penting untuk mengelola pengembalian dan menjaga loyalitas pelanggan. Untuk itu, perlu dilakukan Return Merchandise Authorization (RMA). Dilansir dari Ukirama, RMA adalah sistem pengembalian barang yang sudah dibeli, selama masa garansi masih berlaku.RMA umumnya akan memakan waktu 2-3 minggu sampai pembeli mendapatkan produk atau uangnya kembali. Pelanggan bisa meminta barang yang rusak diganti dengan yang baru, mengajukan klaim garansi untuk perbaikan atau meminta uang kembali, meskipun yang satu ini sangat jarang.

6. Prioritaskan pengalaman pelanggan dalam pengembalian

reverse logistics

Ilustrasi reverse logistics (unsplash.com)Pengembalian dapat menjadi pengalaman yang membuat frustrasi pelanggan, jadi penting untuk memprioritaskan pengalaman mereka selama proses berlangsung. Menurut laporan Bain & Company, pelanggan yang memiliki pengalaman pengembalian yang positif memiliki kemungkinan 97% lebih besar untuk berbelanja lagi di pengecer. Pastikan proses pengembalian dalam bisnis cold chain Anda mudah dipahami dan diikuti, apalagi dalam cold chain terdapat banyak produk sesnitif, sehingga perlu menyertakan treatment tepat untuk produk tersebut. Berikan instruksi yang jelas dan permudah pelanggan untuk melakukan pengembalian. Setelah pengembalian dimulai, terus beri tahu pelanggan tentang status pengembalian mereka dan segera berikan pengembalian uang atau penukaran.Baca juga: Tips Meningkatkan Kepuasaan Pelanggan Dengan Reverse LogisticsDengan mengoptimalkan proses reverse logistics dalam cold chain, Anda dapat menjaga kepuasan dan loyalitas pelanggan, sekaligus mengurangi biaya, yang selanjutnya dapat meningkatkan keuntungan. Anda juga bisa membuat reverse logistics lebih efisien dengan memantaunya menggunakan MileApp, platfrom dengan fitur task management efektif. Coba sekarang dengan klik sign up di sini agar Anda #GoExtraMile. Sumber:

Hubungi sales

Jadwalkan demo

Isi form di bawah dan tim kami akan segera menghubungi Anda.