Get in touch
By clicking the button below, you're agreeing with our privacy policy.
Thank you! Your submission has been received!
Oops! Something went wrong while submitting the form.

Shingo Model, Cara Bisnis Mencapai Operational Excellence

Shingo Model, Cara Bisnis Mencapai Operational Excellence

Pada artikel sebelumnya sudah dibahas mengenai Operational Excellence (Opex) dan mengapa hal tersebut penting untuk bisnis. Pembahasan tersebut menjelaskan bahwa bisnis yang menerapkan opex dapat unggul secara operasional dan mempertahankan pertumbuhan serta memiliki daya saing dengan kompetitor.

Karena itu, pebisnis perlu mempertimbangkan opex sebagai salah satu cara untuk perbaikan yang berkelanjutan. Agar tercipta perbaikan berkelanjutan, implementasi opex dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya yakni penerapan Shingo Model.

Model ini menunjukkan bahwa transformasi organisasi yang sukses terjadi ketika para pemimpin memahami dan mengambil tanggung jawab pribadi untuk merancang budaya perbaikan yang berkelanjutan dan mendalam di setiap aspek bisnisnya. 

Lahirnya Shingo Model

Shingo Model merupakan buah pemikiran dari Shigeo Shingo yang memiliki pengaruh yang kuat di dunia industri Jepang pada abad ke 20. Shigeo Shingo itu sendiri juga merupakan seorang insinyur industri Jepang.

Semasa hidupnya, beliau telah banyak menorehkan berbagai kontribusi terutama di teori dan praktik industri serta manufaktur. Shingo Merumuskan berbagai metode standar untuk SMED, Poka Yoke, Toyota Production System, dan Shingo Model. Berkat kontribusinya ini pula Shingo telah menerima berbagai penghargaan seperti Shingo Prize, Shingo Silver Medallion, dan Shingo Bronze Medallion

Salah satu kontribusi Shingo yang paling terkenal adalah Shingo Model. Ia menjelaskan bahwa para pemimpin memiliki kemampuan, dan tanggung jawab untuk memimpin budaya perusahaan ke arah yang berkembang seiring dengan peningkatan berkelanjutan

Masih banyak bisnis yang berfokus pada bagaimana mereka harus menyelesaikan tugas, tetapi mereka sering mengabaikan pertanyaan mengapa mereka harus melakukan hal tersebut. Oleh sebab itu, Shingo Model bertujuan agar para bisnis dapat lebih dari sekedar melakukan bisnis, tetapi mencapai harmoni dan bisnis yang berkelanjutan kedepannya

Pengertian dari Shingo Model

Shingo Model dikenal juga sebagai proses transformasi menghubungkan hubungan antara konsep (prinsip), sistem, hasil, dan alat (tool). Shingo Model direpresentasikan dengan bentuk diamond dengan penjelasan berikut.

Budaya (culture)

Budaya terletak di pusat berlian dan menyentuh empat poin lainnya. Budaya adalah inti dari Shingo Model yang bertindak sebagai kekuatan pendorong perubahan di tempat kerja. Misalnya, budaya tempat kerja yang berniat memperbaiki kesalahan akan lebih baik dalam hal perbaikan terus-menerus daripada budaya tempat kerja lain yang hanya berfokus pada hasil.

Langkah pertama yang harus diambil seorang pemimpin dalam memimpin transformasi budaya adalah memahami apa arti masing-masing prinsip panduan ini secara konseptual dan kemudian mendalami maknanya secara pribadi. 

Sangat sulit bagi seorang pemimpin melakukan transformasi budaya perusahaan jika ia sendiri tidak melakukan refleksi mendalam yang diperlukan untuk memulai. Oleh karena itu, dengan memiliki pemahaman yang mendalam, pemimpin dapat menyampaikan alasan dengan tepat kepada para karyawannya akan kenapa mereka harus melakukan hal tersebut untuk mencapai perubahan yang dikehendakinya. 

Sistem (system)

Semua pekerjaan dalam perusahaan adalah hasil dari sebuah sistem. Sistem dirancang untuk menghasilkan tujuan akhir tertentu. Sistem menciptakan kondisi yang menyebabkan orang berperilaku dengan cara tertentu. 

Proses transformasi Shingo menggambarkan kebutuhan kritis untuk menyelaraskan setiap bisnis, manajemen, dan sistem kerja organisasi dengan prinsip-prinsip Opex. Ketika sistem selaras dengan prinsip maka mereka akan secara strategis mempengaruhi perilaku orang untuk menuju tujuan bisnis. Oleh sebab itu, hasil dari pemberlakukan sistem di sini sepenuhnya ditentukan oleh kinerja karyawan.

Alat (tools)

Alat merupakan sarana yang dipakai untuk tujuan tertentu. Shingo mengacu pada alat sebagai teknik untuk pemecahan masalah. Dia menyatakan bahwa alat harus dipilih untuk memungkinkan sistem melakukan tujuan yang diinginkan. Oleh sebab itu sistem juga dapat dianggap sebagai kumpulan alat yang bekerja sama untuk mencapai hasil yang diinginkan. 

Sebuah perusahaan yang sukses biasanya terdiri dari sistem bisnis yang kompleks yang dapat dibagi lagi menjadi lapisan sub-sistem. Kemudian masing-masing sub-sistem ini memiliki alat yang diperlukan untuk mencapai hasil yang sukses.

Hasil (results)

Bisa disebut juga sebagai Key Performance Indicators, atau KPI. Perusahaan akan selalu membutuhkan hasil kinerja atau KPI untuk berhasil. 

Nilai pelanggan akan selalu dibutuhkan untuk menilai kinerja atas kepemimpinan perusahaan. Hal terpenting dari KPI dalam suatu perusahaan adalah sebagai indikator dari target yang tidak tercapai. 

Prinsip (guiding principles)

Prinsip-prinsip panduan merupakan fondasi penting dari Shingo Model dan Operational Excellence. Prinsip-prinsip ini dikembangkan menjadi 10 prinsip dari Shingo Model yang akan dijelaskan lebih lengkap pada topik artikel berikutnya.

Menerapkan Shingo Model dengan baik dapat membawa perusahaan mencapai keunggulan operasional atau operational excellence. Jika dipadukan dengan sistem yang juga selaras dengan prinsip-prinsip Shingo Model maka akan membuat aliran nilai yang lebih baik kepada pelanggan Anda. Simak pembahasan lainnya seputar efisiensi bisnis untuk menanggulangi kenaikan harga BBM disini!