Get in touch
By clicking the button below, you're agreeing with our privacy policy.
Thank you! Your submission has been received!
Oops! Something went wrong while submitting the form.

Perubahan Pola Konsumsi Masyarakat di Industri Manufaktur dan Distributor

Perubahan Pola Konsumsi Masyarakat di Industri Manufaktur dan Distributor

Jika dikilas balik pada dua tahun terakhir, dunia berada di salah satu titik terendahnya karena pandemi Covid-19. Adanya pandemi tak bisa dipungkiri berdampak pada kondisi ekonomi dan perilaku masyarakat, yang pada akhirnya mempengaruhi pola konsumsi masyarakat.Menurut laporan McKinsey, 92 persen konsumen telah mencoba metode berbelanja baru selama pandemi dengan 58 persen konsumen berbelanja secara digital, 48 persen berbelanja melalui layanan pick-up dan aplikasi pengiriman, dan 37 persen mencoba brand baru. Perilaku pola konsumsi masyarakat yang berubah ini juga mempengaruhi sektor manufaktur dan distribusi, di mana terjadi peningkatan permintaan akan pergerakan barang. Menurut Kementerian Perindustrian, Industri manufaktur memberikan kontribusi terbesar atas kenaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 7,07 persen pada triwulan II tahun 2021. Sektor ini merupakan sumber pertumbuhan tertinggi, yaitu sebesar 1,35 persen. Dampak signifikan tersebut tentu melalui proses panjang berikut.

Perubahan Pola Konsumsi Masyarakat

[caption id="attachment_5175" align="aligncenter" width="700"]

Ilustrasi belanja online (unsplash.com)

Ilustrasi belanja online (unsplash.com)[/caption]Pola konsumsi mencakup perilaku pembelian, preferensi produk, dan kebiasaan konsumsi secara keseluruhan. Dalam beberapa tahun terakhir, pola konsumsi masyarakat telah mengalami perubahan yang signifikan karena berbagai faktor.

1. Faktor yang mempengaruhi perubahan pola konsumsi

Beberapa hal yang mempengaruhi perubahan pola konsumsi adalah sebagai berikut:

  • Kemajuan teknologi

Dengan adanya internet dan platform e-commerce, konsumen sekarang memiliki akses lebih luas ke produk dan informasi yang mempengaruhi preferensi pembelian mereka.

  • Tren dan gaya hidup

Perubahan tren dan gaya hidup yang sedang populer dapat mendorong konsumen untuk membeli produk yang sesuai dengan tren tersebut.

  • Kondisi ekonomi

Keadaan ekonomi, termasuk tingkat pengangguran, pertumbuhan ekonomi, dan inflasi, dapat mempengaruhi daya beli konsumen dan pola konsumsi mereka.

  • Kesadaran lingkungan dan kesehatan

Konsumen cenderung mencari produk organik, berbahan daur ulang, atau berkontribusi pada upaya keberlanjutan lingkungan.

  • Arus demografi

Perubahan dalam struktur demografi, seperti pertambahan jumlah generasi milenial dan gen Z, dapat mempengaruhi preferensi konsumsi dan permintaan pasar.

2. Transisi menuju pola konsumsi yang lebih sehat dan berkelanjutan

Adanya perubahan pola konsumsi ini, tentu tak terjadi secara tiba-tiba. Proses menuju pola konsumsi saat ini banyak dipengaruhi oleh kenaikan perminataan atas produk-produk bersifat organik, mengingat selama pandemi covid-19 manusia dituntut untuk menjadi lebih bersih. Permintaan atas produk organik yang diproduksi tanpa pestisida atau bahan kimia berbahaya meningkat. Selain itu, kesadaran akan kesehatan dan lingkungan telah mendorong permintaan atas produk nabati, seperti makanan vegan dan vegetarian. Tak sampai disitu, kesadaran akan dampak negatif plastik sekali pakai terhadap lingkungan mendorong konsumen untuk mengurangi penggunaannya dan mencari alternatif yang lebih ramah lingkungan. Konsumen cenderung memilih produk yang memiliki label ramah lingkungan, seperti produk daur ulang atau produk yang memiliki jejak karbon rendah.

3. Pengaruh teknologi dan digitalisasi pada pola konsumsi

Kemajuan teknologi telah mengubah cara konsumen berbelanja secara signifikan. E-commerce dan belanja online membuat konsumen berbelanja dengan lebih nyaman, mengakses lebih banyak pilihan produk, dan membandingkan harga dengan mudah serta kamu tak perlu meluangkan waktu untuk pergi ke toko.Selain itu, pemasaran digital dan pengaruh influencer di media sosial juga mempengaruhi pola konsumsi dengan memperkenalkan tren dan merekomendasikan produk kepada pengikut mereka. Di lain sisi, penggunaan pembayaran digital juga mempermudah transaksi belanja dan membawa kecepatan serta kenyamanan lebih dalam berbelanja. Dalam hal distribusi, mudahnya pelacakan dan pengiriman juga memungkinkan konsumen untuk melacak pengiriman barang secara real-time, sehingga memberikan kepastian dan kenyamanan.

Dampak Perubahan Pola Konsumsi terhadap Manufaktur

[caption id="attachment_5029" align="aligncenter" width="700"]

Ilustrasi Menjaga Kualitas dan Kesegaran

Ilustrasi Menjaga Kualitas dan Kesegaran (Pinterest.com)[/caption]Dalam menghadapi perubahan ini, para perusahaan manufaktur harus beradaptasi dengan cepat untuk tetap relevan dan bersaing di pasar. Berikut adalah beberapa dampak perubahan pola konsumsi terhadap manufaktur:

1. Permintaan produk yang lebih beragam dan khusus

Konsumen kini mencari produk yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi sendiri. Adanya hal ini, membuat perusahaan manufaktur harus mampu menyediakan variasi produk yang lebih luas dan fleksibel untuk mengakomodasi permintaan yang berbeda-beda.Misalnya, jika sebelumnya hanya ada beberapa pilihan produk dalam satu kategori, kini konsumen menginginkan lebih banyak pilihan varian, ukuran, dan fitur yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan.

2. Penekanan pada kualitas dan aspek kesehatan produk

Perubahan pola konsumsi juga mengakibatkan penekanan lebih besar pada kualitas dan aspek kesehatan produk. Konsumen semakin memperhatikan sumber dan bahan yang digunakan dalam pembuatan produk, serta dampaknya terhadap kesehatan, sehingga para manufaktur harus memastikan bahwa produk mereka memenuhi standar kualitas yang tinggi dan menggunakan bahan-bahan yang aman dan sesuai dengan regulasi.

3. Penggunaan bahan baku yang ramah lingkungan

Dengan meningkatnya kesadaran akan isu lingkungan, konsumen semakin cenderung memilih produk yang memiliki jejak lingkungan yang lebih baik. Perusahaan manufaktur harus menghadapi tekanan untuk menggunakan bahan baku yang ramah lingkungan, mengurangi limbah, dan menerapkan praktik produksi yang berkelanjutan.

4. Memenuhi ekspektasi konsumen yang lebih tinggi

Konsumen kini mengharapkan pelayanan yang lebih baik, keandalan produk yang tinggi, dan pengalaman konsumen yang positif, sehingga perusahaan manufaktur harus mampu merespons perubahan ini dengan mengoptimalkan proses produksi, meningkatkan kualitas produk, dan memberikan layanan pelanggan yang lebih baik.

Dampak Perubahan Pola Konsumsi Terhadap Distributor

[caption id="attachment_5013" align="aligncenter" width="700"]

pergudangan logistik

Ilustrasi gudang logistik (unsplash.com)[/caption]Selain perusahaan manufaktur, distributor juga mendapatkan dampak yang signifikan dari adanya perubahan pola konsumsi masyarakat ini. Berikut beberapa dampak yang dirasakan distributor:

1. Distribusi yang lebih cepat dan efisien

Konsumen kini mengharapkan produk dapat diakses dengan lebih mudah dan cepat, sehingga distributor harus mengoptimalkan proses distribusi mereka, termasuk proses pengambilan, pengemasan, dan pengiriman, untuk memastikan produk sampai tepat waktu ke tangan konsumen.Dalam hal ini, teknologi dan sistem manajemen rantai pasok berbasis cloud dapat membantu distributor mengelola stok dengan lebih efisien, mempercepat proses pemesanan, dan memantau pengiriman secara real-time.

2. Permintaan akan sistem pemesanan dan pengiriman yang terintegrasi

Konsumen yang semakin terhubung secara digital mempengaruhi pola konsumsi dengan mengharapkan proses pemesanan dan pengiriman yang terintegrasi dan mudah diakses. Untuk membantu permintaan ini, sistem otomatisasi dapat diterapkan untuk meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam mengelola pesanan dan pengiriman, meminimalkan risiko kesalahan manusia, dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

3. Fokus pada pengalaman pelanggan dan layanan purna jual

Konsumen tidak hanya memperhatikan produk itu sendiri, tetapi juga bagaimana produk itu diantarkan dan bagaimana pelayanan purna jual disediakan. Dalam hal ini, distributor harus berinvestasi dalam meningkatkan pengalaman pelanggan dengan memberikan layanan yang baik, termasuk dukungan pelanggan yang responsif dan solutif dalam menangani masalah atau keluhan konsumen.

4. Penyesuaian strategi pemasaran dan promosi

Perubahan pola konsumsi mendorong distributor untuk menyesuaikan strategi pemasaran dan promosi mereka. Konsumen kini lebih aktif mencari informasi produk melalui internet dan media sosial, sehingg distributor harus memanfaatkan pemasaran digital dan media sosial untuk meningkatkan visibilitas merek mereka dan menjangkau target konsumen.Secara keseluruhan, perubahan pola konsumsi masyarakat mempengaruhi bagaimana perusahaan manufaktur beroperasi dan berinovasi dalam pasar yang terus berubah. Dampak-dampak tersebut membuat perusahaan perlu terhubung dengan teknologi agar memudahkan kinerja, salah satu teknologi yang dapat digunakan adalah MileApp dengan aplikasi sales lapangannya yang dapat memudahkan kinerja pengiriman. Sumber:

  • Kemenperin.go.id
  • sirclo.com